TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan dia sengaja mengirim penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) bidang lingkungan hidup untuk memeriksa longsor di perumahan elite Dago Resort milik PT Bandung Pakar, di Kampung Ciosa, Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. "Kalau ada pelanggaran, pelanggarannya apa? Makanya ada penyidik PNS, pinjam dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," katanya di Bandung, Senin, 9 Mei 2016.
Deddy mengatakan penyidik PNS itu dibawa oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD) provinsi, selain personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga memeriksa longsor tersebut. "Harus dicari penyebabnya, kalau yang kita dengar itu karena ada beberapa mata air ditutup sehingga tanahnya bergerak terus di bawah. Ini harus dilihat menyeluruh. Ada-ada saja, memang sudah rusak KBU (Kawasan Bandung Utara) ini. Memang harus segera ditertibkan," katanya.
Menurut Deddy, personel kedua badan itu sengaja dikirimnya untuk memeriksa sekaligus membenahinya. "Mata air itu buka aja, kenapa sih? Ada sungai di sana kan bagus, bikin jembatan-jembatan. Kenapa mesti ditutup? Kan mata air itu penting buat masyarakat, sumber air bersih. Kalau betul ditutup,” katanya.
Sebelumnya, musibah tanah longsor menerjang kawasan perumahan elite milik PT Bandung Pakar di Kampung Ciosa, Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Ahad dinihari, 8 Mei 2016. Longsoran tanah menimbun perkebunan dan tambak ikan milik warga. Sebagian area lapangan golf milik PT Bandung Pakar pun terimbas longsoran.
Usang Satria, saksi mata, mengatakan tanah mulai bergerak pukul 01.45 yang dibarengi dengan suara gemuruh. Dia bersama warga lainnya langsung berinisiatif menyelamatkan penduduk di bawah tanah yang akan longsor. "Terdengar seperti suara hujan lebat, tapi bukan hujan. Tanah dengan cepat turun ke bawah," ujarnya kepada Tempo, Ahad siang.
Menurut Usang, penurunan tanah tak berhenti hingga sore hari. Total lahan yang terdampak longsoran tanah diperkirakan mencapai satu kilometer. Sedangkan lebar tanah di atas bukit yang ambles sekitar lebih-kurang 400 meter. "Di lokasi itu ada 12 tambak ikan, kandang kambing, dan satu rumah penduduk. Untung penghuni rumah tersebut telah diungsikan sebelum tanah turun," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo, lokasi longsor berada di tengah-tengah perumahan elite Dago Resort. Rumah-rumah elite dan hotel belasan lantai berdiri di atas bukit yang telah ambles itu. Sedangkan di bagian bawahnya terdapat lapangan golf dan permukiman penduduk.
Kepala Desa Mekarsaluyu Suhaya mengatakan musibah tanah longsor di wilayahnya terjadi dua kali dan terakhir pada 2010. Namun longsor kali ini yang paling besar. Bila tidak ada penanganan yang serius dari pengembang perumahan maupun pemerintah, dia khawatir bencana kembali mengancam. "Longsor ini disebabkan oleh adanya mata air yang ditutup oleh pihak pengembang. Jadi air enggak bisa mengalir," ujarnya.
AHMAD FIKRI