TEMPO.CO, Pangkalpinang - Dua orang anak di bawah umur, DE, 13 tahun, dan AR, 15 tahun, ditangkap aparat Kepolisian Sektor Taman Sari, Pangkalpinang, Jumat dinihari, 29 April 2016.
Kepala Kepolisian Resor Pangkalpinang Ajun Komisaris Besar Heru Budi Prasetyo mengatakan, keduanya warga Gabek, Pangkalpinang. Dentra tercatat sebagai siswa SMP Negeri 9 Pangkalpinang.
Menurut Heru, DE dan AR ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan terhap Hendi Pratama, tenaga honorer Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkalpinang. Mayat Hendi ditemukan sudah membusuk di hutan di belakang Stadion Depati Amir, Pangkalpinang, Senin, 25 April 2016 lalu. “Seorang pelaku lagi, JP, kakak kandung AR, masih dalam pengejaran,” katanya kepada wartawan, Jumat, 29 April 2016.
Heru menjelaskan, polisi mengetahui identitas para pelaku berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan para saksi. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap para pelaku.
Pada Jumat dihari sekitar pukul 02.00 WIB, polisi menangkap DE di rumahnya di Gang Mas Koki I Gabek. Berdasarkan pengakuan DE, dilakukan pencarian terhadap JP dan AR. Namun, hanya AR yang bisa ditangkap.
Baca Juga:
Heru mengatakan, antara para pelaku dan korban sudah saling kenal. Diduga pembunuhan dilakukan karena para pelaku sakit hati terhadap korban yang sudah terpendam sejak lama.
"Para pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polsek Taman Sari,” ujarnya.
Pemeriksaan terhadap DE dan AR dihadiri petugas Badan Permasyarakatan (Bapas) karena keduanya masih di bawah umur. Kedua remaja di bawah umur itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 338 KUHP. Kemungkinan mengarah ke pasal 340 KUHP.
Polisi telah menyita barang bukti berupa dua batang kayu yang digunakan untuk menghabisi korban serta satu unit sepeda motor yang digunakan tersangka.
AR mengatakan, mereka sudah merencanakan membunuh Hendi. Korban diajak menghirup lem aibon. Saat korban dalam kondisi teler, dia bersama pelaku lain langsung memukul korban dengan kayu. DE juga mencekik korban.
Menurut AR, sebenarnya yang bermasalah dengan Hendi adalah JP. Dia dan DE ikut sakit hati. Tapi tidak dijelaskan masalah apa antara JP dan Hendi.
Usai menghabisi korban mereka langsung pergi. Namun sempat kembali ke lokasi pembunuhan untuk melihat kondisi korban yang saat itu sedang sekarat. Hendi langsung dipukul lagi hingga tewas. "Sepeda motor Hendi kami bawa dan dijual. Uangnya dibawa Jepi," ucap AR
SERVIO MARANDA