TEMPO.CO, Bengkulu - Jurnalis perempuan Bengkulu yang tergabung dalam Jurnalis Perempuan Rafflesia menyatakan hingga saat ini diskriminasi terhadap perempuan masih terus berlangsung, termasuk dalam pemberitaan media dan dunia kerja. Karena itu, perjalanan panjang perjuangan dan cita-cita Kartini untuk merebut emansipasi terhadap perempuan masih panjang dan harus terus diperjuangkan.
Hal itu disampaikan Koordinator Aksi Jurnalis Perempuan, Komi Kendy, dalam aksi simpatik memperingati Hari Kartini di Tugu Simpang Lima, Kota Bengkulu, Kamis, 21 April 2016.
"Masih banyak media tidak mempekerjakan perempuan dengan alasan memiliki banyak keterbatasan, yang akhirnya membatasi ruang perempuan untuk terlibat di dunia jurnalistik," kata Komi, Kamis ini.
Selain itu, kata dia, jurnalis perempuan menolak segala bentuk kekerasan dan pelecehan seksual terhadap mereka dalam menjalankan tugas.
Termasuk pernyataan sikap para jurnalis ini. Pertama, meminta agar diberi kesempatan jenjang karier. Kedua, diberi ruang yang berkaitan dengan pengambilan kebijakan sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas. Ketiga, diberi porsi untuk peliputan isu yang berkaitan dengan perempuan.
Keempat, diberi ruang untuk menggunakan narasumber perempuan. Kelima, diberi jaminan kesehatan, keselamatan kerja, dan jaminan sosial sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Keenam, diberi hak cuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Khususnya hak cuti melahirkan. Ketujuh, diberi kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas diri.
Selain melakukan aksi simpatik, belasan anggota Komunitas Jurnalis Rafflesia Kota Bengkulu hari ini menggunakan kebaya saat menjalankan profesi mereka sebagai aksi memperingati Hari Kartini 2016.
Lisa Rosari, jurnalis Radar Selatan, saat meliput kegiatan Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kamis ini, mengatakan aksi para jurnalis itu untuk mengapresiasi perjuangan Kartini. "Kartini merupakan pelopor bagi kemajuan perempuan Indonesia, tanpa mengabaikan jasa pahlawan perempuan lain," tuturnya.
PHESI ESTER JULIKAWATI