Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan Yogya Minta Tim Pembina Gafatar Jangan Menyerah

image-gnews
Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nasional (Gafatar) mengantri makanan di tempat penampungan sementara Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Selama tiga hari kedepan mereka akan dikarantina guna mendapatkan pendampingan dan pemahaman mengenai deradikalisasi. TEMPO/Pius Erlangga
Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nasional (Gafatar) mengantri makanan di tempat penampungan sementara Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Selama tiga hari kedepan mereka akan dikarantina guna mendapatkan pendampingan dan pemahaman mengenai deradikalisasi. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta tim pemerintah, yang membina anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di penampungan Youth Center, Sleman, pantang menyerah, meski mereka menolak dibina melalui kegiatan siraman rohani dan pembekalan kebangsaan di dalam kelas.

“Karena mereka sudah terbina (oleh Gafatar). Tapi, ya, jangan menyerah. Semua proses harus dilakukan,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 2 Februari 2016.

Menurut Sultan, tim pembina itu terdiri atas pemerintah DIY, polisi dan TNI, psikolog, serta agamawan. Mereka telah menyusun semacam kurikulum pembinaan. Semisal, untuk pengikut Gafatar yang berusia dewasa, ada pembinaan rohani dan wawasan kebangsaan. Sedangkan untuk anak-anak ada trauma healing, bermain, dan menonton film.

Sultan pun meminta tim memastikan anggota Gafatar mau dibina di dalam kelas. “Perlu waktu. Enggak cukup 3 hari. Enggak bisa ideologi kok dibina 3 hari,” kata Sultan.

Namun Sultan belum bisa menjawab langkah apa yang akan dilakukan selepas anggota Gafatar dikembalikan ke daerah masing-masing. Alasannya, dia belum mendapat laporan hasil pembinaan selama di Youth Center.

Selain itu, tim juga tengah mengidentifikasi anggota yang menjadi pengurus dan yang menjadi partisipan. “Pembinaan iya. Tapi kalau pengawasan, belum tentu, karena tidak ada unsur kriminalitasnya,” kata Sultan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitu pula terhadap anggota Gafatar yang menolak dipulangkan dan meminta disediakan lahan garapan. Menurut Sultan, ada prosedurnya. Dia tidak serta-merta mengabulkan permintaan itu. “Harus negosiasi. Yang penting sekarang dibina dulu,” kata Sultan.

Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik DIY Agung Supriyono mengupayakan tidak ada tindakan diskriminatif yang dialami, baik oleh anggota Gafatar maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat diminta waspada terhadap gerakan-gerakan serupa sehingga bisa melakukan pencegahan dini.  Ia juga meminta masyarakat memahami kondisi yang dialami anggota Gafatar.“Yang terpenting saat ini adalah mengajak dialog dan pembinaan psikologis,” kata Agung. Menurut dia, camat, lurah, dukuh, hingga RT, dan RW turut dilibatkan.

Apabila kondisi psikologis anggota Gafatar telah kondusif, menurut Agung, akan mempermudah proses pembinaan selanjutnya. Sementara itu, setelah anggota Gafatar di Youth Center dipulangkan, kini kembali menunggu kedatangan anggota Gafatar dari Wisma Haji Donohudan di Boyolali.“Ada 40 orang di Donohudan. Kabarnya akan tambah tujuh orang lagi,” kata Agung.



PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Panji Gumilang dan Ahmad Musadeq. ANTARA
Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?


Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Ahmad Musadeq (tengah) saat istirahat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 10 Maret 2008. Musadeq didakwa menodai agama Islam karena mengaku sebagai nabi melalui ajarannya Al Qiyadah Al Islamiyah. ANTARA/Ujang Zaelani
Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?


Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Sampul majalah Tempo edisi 5-11 November 2007 tentang Ahmad Mushadeq dan gerakan Alqiyadah, yang difatwa sesat MUI. Nama Musadeq disebut-sebut berada di belakang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dok. TEMPO
Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.


Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

14 Januari 2019

Diduga Ikut Gafatar, Satu Keluarga Menghilang Sejak 2015
Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

Sejak warga Gafatar meninggalkan kawasan itu, warga lokal pun enggan tinggal di Desa Penisir sehingga penampakan pemukiman tersebut mirip Kota Hantu.


Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

23 Februari 2017

Seorang polwan menggendong anak dari pengungsi eks Gafatar menuruni KRI Teluk Bone di Dermaga JICT II, Jakarta, 28 Januari 2016. TEMPO/Ahmad Faiz
Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

Ahli hukum UI menyatakan tak ada alat bukti yang menunjukkan eks petinggi Gafatar berlatih militer dan berencana membeli senjata.


Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

22 Februari 2017

Suasana pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap Ahmad Musadeq dkk dalam persidangan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang didakwa melakukan penodaan agama dan makar, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017. Tempo/Ghoida Rahmah
Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

Eva berujar jaksa tidak dapat mengajukan alat bukti untuk membuktikan adanya perbuatan, kemampuan, dan niat para terdakwa untuk makar.


Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

29 Januari 2017

Sidang Gafatar, Putusan Sidang Penculikan dr Rica. TEMPO/Hand Wahyu
Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

Pelanggaran kebebasan berkeyakinan terhadap Gafatar dimulai dari isu orang hilang. Lalu, polisi menyatakan mereka terlibat paham yang melanggar hukum.


Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

17 Oktober 2016

Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). gafatar.or.id
Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

Sigit menjadi koordinator anggota Gafatar untuk berhijrah ke Kalimantan demi ketahanan pangan dan kehidupan yang lebih baik.


Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

3 Oktober 2016

Sejumlah Eks Anggota Gafatar Tiba di Kampung Halaman.
Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

Mereka sulit mengurus surat berkelakuan baik karena eks anggota Gafatar itu dianggap pernah melakukan tindakan kriminal.


Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

31 Agustus 2016

Dokter Rica Tri Handayani. (Istimewa)
Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

Pengacara mengatakan dokter Rica tidak merasa diculik, tapi pergi atas kemauan sendiri.