Iklan
TEMPO Interaktif, Palembang: Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Palembang, Muklis, dan anggota KPU, Rosyida, kemarin ditahan Kejaksaan Negeri Palembang. Mereka diduga korupsi uang negara dengan menjual sisa logistik pemilu pada 21 Oktober 2004. Muklis dan Rosyida mengaku hanya bisa pasrah. Menurut Rosyida, kasus itu dipaksakan karena penjualan sisa amplop, formulir, dan kertas suara itu sudah setahun terakhir mengendap. "Saya pasrah mungkin Tuhan punya rencana lain untuk saya,” katanya di kejaksaan.Muklis menolak berkomentar banyak. Lina Zahara, pengacaranya, mengatakan kliennya sedang sakit maag. Ia sudah mengajuka permohonan penangguhan penahanan tapi belum ditanggapi oleh kejaksaan.Kasus itu bermula dari penjualan sisa logistik pemilu berupa kertas suara, amplop, formulir, dan poster seberat 150 ton. Ketika dilelang, CV Wahana Persada yang menang. Tanpa alasan jelas Wahana mundur dari lelang sehingga masukkan CV Alfinna Kartonindo Perkasa sehingga tak ada lelang tapi penunjukkan langsung. Namun, sisa logistik menyusut menjadi 78 ton. Negara rugi sekitar Rp 120 juta.Arif Ardiansyah
Iklan
