TEMPO.CO, Kediri - Madrasah Tsanawiyah Krajen Yogyakarta dan warga perumahan elit Green House di kota yang sama bisa belajar ke SMP PGRI 1 dan warga kompleks Perumahan Persada Sayang di Kediri, Jawa Timur. Insiden penutupan akses jalan menuju sekolah oleh warga yang berujung pada perobohan tembok oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dinilai tidak seharusnya terjadi.
Anton Sutarto, Ketua RT 19 RW 06 Perumahan Persada Sayang mengatakan kalau perumahan itu dan sekolah SMP itu telah hidup berdampingan selama bertahun-tahun. Sejak berdiri lebih dari 10 tahun silam, sekolah ini bahkan menggunakan alamat perumahan di Jalan Berlian Blok D Nomor 11 Perumahan Persada Sayang, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
"Meski secara fisik lokasi bangunan berada di luar area perumahan warga, namun akses keluar masuk sekolah menggunakan jalanan dan pintu gerbang perumahan yang dijaga satpam perumahan," katanya menuturkan, Selasa 5 Januari 2015.
Anton mengklaim, perselisihan antara pengelola sekolah dan warga sudah tuntas di awal beroperasinya SMP PGRI 1. Persoalan utama adalah keinginan pihak sekolah untuk meminta akses jalan melalui perumahan yang lebih dulu berdiri.
Ini lantaran lokasi sekolah berada tepat di ujung utara perumahan yang berhadap-hadapan dengan gerbang kompleks. “Mereka tak punya jalan lain selain lewat perumahan,” kata Anton.
Setelah melalui negosiasi, warga menyepakati meminjamkan akses jalan kepada pelajar dan guru SMP PGRI 1 dengan berbagai syarat. Diantaranya tak ngebut dan ugal-ugalan saat mengendarai kendaraan, tak berkeliaran di wilayah perumahan, serta meniadakan kegiatan malam di sekolah. Ini karena pintu gerbang perumahan ditutup mulai pukul 18.00 – 06.00 untuk menjaga keamanan warga.
Keharmonisan bukan tanpa pengorbanan. Satu ketentuan yang paling sering dilanggar adalah mengendarai sepeda motor dengan ngebut. “Karena itu akses jalan di perumahan dipasang polisi tidur yang cukup terjal setelah seorang anak kecil tertabrak,” kata Anton.
Frida Nurma Zahnia, pemilik bimbingan belajar yang juga warga Perumahan Persada Sayang mengatakan posisi sekolah yang berada di kawasan perumahan memiliki manfaat jika dikelola dengan baik. Salah satu yang sudah berjalan adalah aktivitas salah satu warga terdekat dengan sekolah yang menyediakan jasa parkir motor dan jajanan.
"Adapun mondar-mandirnya anak sekolah di depan rumah menjadi publisitas bimbingan belajar saya,” katanya.
HARI TRI WASONO