TEMPO.CO, Jakarta - Polisi mengendus dugaan kuat bahwa Zaenal, 35 tahun, yang ditangkap di Tasikmalaya adalah penyandang dana jaringan Abdul Karim alias Abu Jundi yang dicokok pada Sabtu, 19 Desember 2015, di Kota Sukoharjo. Pria asal Sulawesi itu pun diduga akan menjadi pelaku bom bunuh diri pada malam tahun baru nanti di Jakarta.
Menurut seorang perwira polisi yang mengetahui penyidikan kasus terorisme ini, pengurus Pesantren Al Mubarok At Turmudzy pimpinan KH Ade Dedi di Kampung Babakan Nanggerang RT 02/04 Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, tak tahu-menahu rencana pelaku akan meledakkan bom di malam tahun baru.
Perwira ini menuturkan, pelaku sengaja menumpang di pesantren agar leluasa merencanakan aksi bersama kelompoknya. “Dia yang membiayai kelompok yag ditangkap di Solo,” ujarnya. Tapi, dia tak menyebutkan berapa uang yang telah digelontorkan. Dia juga menyatakan para pelaku yang ditangkap belum mengakui bahwa Zaenal yang akan menjadi pengantin alias pelaku bom bunuh diri.
SIMAK:
Natal dan Tahun Baru, Luhut: Ada Upaya Bikin Rusuh
Begini Kronologi Penangkapan Terduga Teroris di 5 Kota
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, bom akan dibikin di Bandung dan akan diledakkan pada malam tahun baru di Jakarta. Bom rencananya dibuat oleh Iwan alias Koki asal Padang. Nah, Asep yang akan menjadi pengantin alias pelaku bom bunuh diri itu.
Iwan dan satu rekannya ditangkap polisi pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah (antara Banjar-Majenang). Setelah itu, petugas dari Polda Jawa Barat dan Densus 88 Mabes Polri menangkap Zaenal dan Asep Urip, 31 tahun, pukul 16.30 WIB ketika sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Mio di jalanan sekitar Kampung Cihaji, Kelurahan Purbaratu, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya.
Ketika itu, Asep akan pengajian di Kota Batik, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Informasi dari pihak kepolisian menyebutkan, Zaenal
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan bahwa Asep Urip dan Zaenal menyiapkan bom bunuh diri di akhir Desember 2015. “Mereka tidak eksplisit menyebutkan apakah untuk Natal atau Tahun Baru,” ujarnya kepada Ghoida Rahmah dari Tempo hari ini, Minggu, 20 Desember 2015. Badrodin tak menjawab soal siapa yang akan menjadi pengantin.
Asep pengajar Pondok Pesantren Al Mubarok At Turmudzy pimpinan KH Ade Dedi. Sedangkan Zaenal asal Sulawesi dan sudah enam bulan menjadi santri di pondok pesantren tersebut.
Salah seorang di antara kedua orang itu diduga memiliki kemampuan merakit bom. Barang bukti yang disita polisi adalah sepeda motor Yamaha Mio, mobil pick up, dan bendera warna hitam bertuliskan ‘Lailahailallah’ yang identik dengan bendera ISIS, Negara Islam Irak dan Siria. Menurut Badrodin, keduanya terkait dengan jaringan Abdul Karim alias Abu Jundi, yang ditangkap pada Sabtu, 19 Desember 2015, di Kota Sukoharjo.
Densus telah menangkap terduga teroris di lima kota, yaitu Tasikmalaya, Banjar, Cilacap, Mojokerto, dan Sukoharjo. “Penangkapan ini saling terkait, kami akan terus mendalami jika ada keterlibatkan kelompok lain,” ucap Badrodin.
Jobpie Sugiharto