TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan serangkaian penangkapan sejumlah orang terduga teroris di lima kota pada Jumat-Ahad, 18-20 Desember 2015. “Penangkapan dilakukan di beberapa tempat itu satu rangkaian, satu jaringan Abu Jundi” ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti kepada Tempo, Minggu, 20 Desember 2015.
Penangkapan pertama yaitu terduga teroris bernama Iwan alias Koki di Kota Banjar, Jawa Barat; dan Majenang, Cilacap; pada Jumat siang, 18 Desember 2015. Penangkapan Iwan, kemudian menuntun kepada penangkapan dua terduga teroris berikutnya, yaitu Asep Urip dan Zaenal, pada Jumat sore, di Tasikmalaya. Mereka ditangkap ketika sedang mengendarai sepeda motor di jalanan sekitar Kampung Cihaji, Kelurahan Purbaratu, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya.
Salah seorang di antara Asep dan Zaenal, diduga memiliki kemampuan merakit bom. Barang bukti yang disita pihak Densus saat ini adalah sepeda motor Yamaha Mio, mobil pick up, dan bendera warna hitam bertuliskan ‘Lailahailallah’. Keduanya diduga berencana melakukan aksi bom bunuh diri pada akhir Desember ini. Asep adalah pengajar di Pondok Pesantren Al Mubarok, Tasikmalaya, sedangkan Zaenal enam bulan terakhir diketahui menjadi santri di pondok pesantren tersebut.
Penangkapan berikutnya, yaitu terduga teroris bernama Abdul Karim alias Abu Jundi, saat berada di jalanan di Kota Sukoharjo, Sabtu siang, 19 Desember 2015. Densus menggeledah rumah kontrakan Abdul Karim, dan menemukan barang bukti di antaranya pupuk urea, paku, gotri, switching, parang, parafin, buku-buku panduan merakit bom, serta sebuah peta daerah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek).
Terakhir, Densus juga meringkus tiga orang terduga teroris di dua lokasi di Kota dan Kabupaten Mojoketo, Jawa Timur. Penangkapan dan penggeledahan dua rumah yang disewa para terduga teroris berlangsung Sabtu malam hingga Ahad dini hari, 19-20 Desember 2015. Dua di antara tiga terduga teroris yang digulung di rumah tersebut antara lain Indraji Idham Wijaya, 28 tahun, dan Choirul Anam alias Amin.
Badrodin menuturkan, berdasarkan lima penangkapan tersebut pihaknya kini terus mengembangkan penyelidikan untuk mengetahui adanya kelompok lain yang terlibat. “Kami sedang kembangkan dalam satu minggu terakhir, terus kami dalami,” kata Badrodin.
GHOIDA RAHMAH