TEMPO.CO, Probolinggo - Dukun di kawasan Tengger senantiasa menggelar ritual keselamatan terkait dengan aktivitas Gunung Bromo. Mereka mengambil manfaat dari erupsi Bromo seperti yang terjadi saat ini.
"Kami jadi siaga dan terus melangsungkan ritual adat. Kami percaya apa yang dituturtinularkan sesepuh dulu," kata sesepuh adat Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Ngatono, Kamis, 17 Desember 2015.
Berkat ritual itu, Ngatono menilai hingga saat ini situasi di Gunung Bromo masih aman. Setiap kali melakukan ritual, dia selalu memberikan informasi kepada pemerintah daerah setempat.
"Setiap ada ritual, kami mengundang pemerintah daerah," ujarnya ketika mendampingi pejabat sementara Bupati Malang, Hadi Prasetyo, meninjau erupsi Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Ngatono menjelaskan hingga saat ini warga masih tenang-tenang saja. Masyarakat, menurut dia, masih sangat percaya ritual akan menyelamatkan mereka.
Warga Tengger memiliki sejumlah ritual, seperti Kasada dan Karo. Ada juga ritual Bujan yang digelar empat kali setiap tahun. Hajatan seperti khitanan atau mantu juga tidak melepas menyebut Bromo dalam doanya. "Akhirnya menjadi kepercayaan," tuturnya.
Seperti diberitakan, status aktivitas Gunung Bromo saat ini masih tetap pada level siaga. Radius aman untuk pengunjung Bromo 2,5 kilometer dari pusat kawah Bromo. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup akses ke kaldera Bromo serta kawah Bromo.
DAVID PRIYASIDHARTA