TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Benny Susetyo atau akrab disapa Romo Benny mengatakan harus ada perubahan pendekatan kepada masyarakat Papua, dari pendekatan bersifat militer ke pendekatan dialog. "Bangun dialog yang tulus dan jujur untuk selesaikan kekerasan," kata Benny saat ditemui di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu, 9 Desember 2015.
Ia melanjutkan, pendekatan dialog adalah satu-satunya cara mengakhiri konflik separatis di Papua. Menurutnya, pemerintah pusat selalu merasa ketakutan jika harus melakukan dialog dengan warga Papua. "Seolah-olah kalau ada dialog, Papua ingin merdeka."
Menurut Benny, masalah Papua adalah masalah pelik, karena di dalamnya juga menyangkut bagaimana kapitalisme global masuk, belum lagi ditambah kepentingan para pemilik akses ke dalam sumber daya alam yang ada di sana.
Dari keterangan Benny juga diketahui ada upaya-upaya dari masyarakat Papua untuk melakukan dialog damai dengan pemerintah pusat. "Sudah sampai cari juru runding dari masing-masing suku," ujarnya.
Wakil Ketua Setara Institute Azas Tigor Naipospos mengatakan martabat orang Papua harus dipulihkan melalui pemberian pengakuan dan penghargaan kepada mereka. "Kalau dipikir kenapa coba waktu Jokowi datang ke Papua, Gubernur Papua enggak ada di tempat?"
Ia juga mengatakan sebenarnya sudah ada upaya dari Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalah Papua, terbukti dari beberapa kali datangnya Presiden ke sana. "Tapi tampaknya ada upaya sabotase langkah-langkah Jokowi di sana, baik dari militer atau yang kuasai akses sumber daya alam di sana."
DIKO OKTARA