TEMPO.CO, Bandung - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake mengatakan kerjasama dalam bidang pendidikan antara Indonesia dengan Amerika perlu ditingkatkan. Alasannya, peningkatan mutu pendidikan di Tanah Air menjadi salah satu kunci perbaikan sumber daya manusia agar mampu bersaing ketika digulirkannya Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir Desember 2015.
Salah satu upaya yang kini mesti didorong adalah pertukaran pelajar antara kedua negara. Karena berdasarkan hasil survei di AS, pelajar asal Indonesia yang menimba ilmu di negeri Paman Sam itu masih terbilang sedikit.
Saat ini, kata Blake, jumlah pelajar Indonesia yang sedang menjalankan studi di sana sekitar 82 ribu pelajar. Jumlah itu terbilang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi masyarakat lndonesia yang sangat besar.
"Sangat banyak kesempatan untuk bisa sekolah di AS, dan saya mengundang anda untuk mengejar gelar yang lebih tinggi di AS karena kami menawarkan kualitas terbaik, nilai, dan keragaman di dunia," ujar Blake dalam pidatonya di acara bertajuk "Challange and Oportunity for Legal ane Economic Development in US-Indonesia Relation", di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jalan A.H Nasution, Kota Bandung, Kamis, 3 Desember 2015.
Menurut dia, universitas-universitas di AS menjadi tujuan utama bagi mahasiswa asing yang berniat sekolah disana. Jumlah mahasiswa internasional yang kuliah di perguruan tinggi AS meningkat sekitar 8 persen pada tahun lalu. "Pada tahun lalu jumlah mahasiswa asing yang belajar di perguruan tinggi kami menjadi hampir 886,000 dan Cina menjadi negara dengan jumlah mahasiswa terbesar yang sekolah di AS yakni sekitar 274 ribu siswa," katanya.
Blake pun mengatakan masyarakat Indonesia masih banyak yang beranggapan kalau sekolah di luar negeri itu sangat sulit. Kendalanya berkutat pada lamanya pengurusan masalah visa pelajar. Menurut dia, pola pikir demikian yang mesti dibuang jauh-jauh, lantaran sekarang pengurusan visa sudah lebih mudah dan cepat. "Dipersulit untuk mendapatkan visa pelajar AS itu tidak benar, karena sekarang lebih cepat dan mudah hanya butuh waktu 3 hari sesudah anda melakukan interview," ujar dia.
Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung, Ahmad Fathoni mengatakan mendorong mahasiswanya agar bisa melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi di AS. Selain kerjasama pertukaran pelajar, Ahmad mengatakan, kedepan Fakultas Syariah dan Hukum bakal membentuk America Corner sebagai bentuk peningkatan kerjasama antara UIN Bandung dengan Kedubes AS. "Pojok Amerika itu sebagai wadah yang memudahkan mahasiswa kami mendapatkan informasi seputar beasiswa sekolah disana dan dipadukan juga dengan perpustakaan yang berisikan buku-buku seputar Amerika," ucapnya.
"Kami sambut niat baik dari Mr. Blake dalam menjalin kerjasama pertukaran pelajar dengan kita, ya saya support agar mahasiswa kami bisa berkuliah disana," katanya. "Kuncinya dalam meningkatkan mutu SDM, seperti kecakapan berbahasa Inggris, dan yang lainnya, kami pun inten untuk hal itu,"
AMINUDIN A.S