TEMPO.CO, Bangkalan - Empat petani warga Kampung Tebanah, Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, disambar petir saat berteduh dari hujan di sebuah gubuk di tengah sawah. Tiga petani tewas di tempat, masing-masing pasangan suami-istri, Yulaiha, 45 tahun, dan Umar (47), serta Tinglan (7).
"Satu korban atas nama Meskan, 65 tahun, selamat dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Syamrabu," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Andi Purnomo, Jumat, 13 November 2015.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Kamis petang, 12 November 2015. Saat itu, keempat petani tersebut sedang menggarap lahan untuk bercocok tanam. Karena hujan disertai angin kencang tiba-tiba turun, keempatnya berteduh di sebuah gubuk yang memang sudah ada di sekitar lahan mereka.
Saat itulah, petir menyambar gubuk. Ibarat terkena setrum tegangan tinggi, kata Andi, seluruh korban menderita luka bakar di badan. "Keluarga sudah ikhlas karena memang musibah," ujarnya.
Untuk menghindari kejadian serupa, Andi meminta warga tidak beraktivitas di ruang terbuka dan segera mencari tempat berteduh di bangunan yang kokoh saat hujan. Menurut dia, petir akan menyambar benda-benda yang lebih tinggi di suatu kawasan.
Selain menyebabkan tiga orang tewas, hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Bangkalan pada hari itu menyebabkan dua pohon tua di Jalan KH Mohammad Kholil tumbang dan menutupi badan jalan. Kemacetan tak terhindarkan.
"Kami akan inventarisasi pohon-pohon yang sudah tua untuk dipangkas," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Bangkalan Sa'ad Asjari.
MUSTHOFA BISRI