TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau berkepanjangan membuat tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional sulit memadamkan titik api yang membuat kabut asap semakin tebal. Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit, sebaran asap saat ini kembali meluas hingga Singapura dan Malaysia.
“Di Kalimantan hampir seluruh wilayah terkepung asap,” kata Sutopo, Ahad, 18 Oktober 2015.
Meluasnya kabut asap membuat jarak pandang di beberapa wilayah di Kalimantan berkurang. Di Pontianak jarak pandang menjadi 1,8 kilometer, di Sintang 600 meter, Palangkaraya 800 meter, Muara Teweh 100 meter, dan Tarakan 500 meter. Berkurangnya jarak pandang juga terjadi di Pekanbaru yaitu hanya 800 meter, Kerinci 100 meter, Jambi 500 meter, Palembang 5 kilometer, Pontianak 1,8 kilometer, dan Sintang 600 meter.
Sementara terkait dengan kualitas udara akibat kabut asap, di Pontianak saat ini terpantau Pontianak 299 (sangat tidak sehat), dan Palangkaraya 1.200 (berbahaya). Sedangkan untuk di wilayah Sumatera, kualitas udara tercatat PM10, di Pekanbaru 207 ugr per meter kubik (tidak sehat), Jambi 515 (berbahaya), dan Palembang 305 (sangat tidak sehat).
Tim BNPB mengakui semakin meluasnya wilayah yang terbakar dan titik api yang menyebar membuat para petugas sulit melakukan pemadaman. Seperti yang terjadi di kawasan Pedamaran, Tulung Selapan, dan Air Suginan, Sumatera Selatan. Angin kencang yang melanda kawasan tersebut membuat kebakaran hutan meluas. Tim yang diturunkan dari beberapa negara seperti Australia, Singapura, dan Malaysia juga cukup kewalahan.
Dari pantauan Satelit Terra dan Aqua pada pukul 07.00 hari ini, di Kalimantan tercatat ada 212 titik api yang tersebar di Kalimantan Barat sebanyak 36 titik, Kalimantan Selatan 11 titik, Kalimantan Tengah 156 titik, dan Kalimantan Timur 9 api. Sementara di wilayah Sumatera, tercatat ada 1.085 titik, yaitu di Jambi 108 titik, Kepulauan Riau 10 titik, Riau 57 titik, Sumatera Selatan 871 titik, dan Lampung 39 titik.
SUPRIYANTHO KHAFID