TEMPO.CO, Semarang - Dewan Pengurus Daerah Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Jawa Tengah melarang perusahaan bus menggunakan sopir dadakan atau sopir pocoan untuk angkutan mudik dan arus balik Lebaran. ”Perusahaan bus harus menggunakan sopir yang asli karena mereka inilah yang sudah berpengalaman dan menguasai medan jalan raya,” kata Sekretaris DPD Organda Jawa Tengah Edhi Sugiri di Semarang, Senin, 13 Juli 2015.
Baca juga:
Akun Akseyna UI Hidup Lagi, Polisi: Ini Petunjuk Baru !
Inul Bagi THR Rp 2 Miliar, Zaskia Gotik? Ini Jumlahnya
Organda perlu melarang penggunaan sopir pocoan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas selama angkutan Lebaran. Penumpukan penumpang selama musim Lebaran membuat pengusaha harus mengoperasikan seluruh armadanya.
Dengan demikian, kata Edhi, kebutuhan sopir pun meningkat. Organda meminta agar bus-bus antarkota antarprovinsi (AKAP) menyediakan dua sopir dalam satu armada. Tujuannya, jika satu sopir sudah lelah, maka bisa diganti dengan satunya.
Sopir yang tidak mengemudikan bus bisa segera istirahat secara bergantian. Organda pun meminta para sopir melakukan pemeriksaan kondisi kesehatannya secara rutin di pos-pos kesehatan.
Jumlah sopir di Semarang yang bertugas selama angkutan Lebaran mencapai 13.625 orang. Organda memastikan calon penumpang akan bisa terangkut semuanya. ”Ada 290 unit bus cadangan, sehingga calon penumpang akan terlayani,” katanya.
ROFIUDDIN