TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pekan pertama bulan Ramadan, Presiden Joko Widodo sudah tiga kali berbuka puasa bersama sejumlah tokoh politik.
Mereka adalah Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD Irman Gusman. Acara buka puasa bersama tersebut dihadiri elite Koalisi Merah Putih. Walhasil, peluang Jokowi berbincang dengan tokoh lawan koalisinya terbuka lebar.
Mengamati fenomena itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan Ramadan memang digunakan oleh sejumlah tokoh politik untuk berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.
Hal tersebut dilakukan lantaran ciri khas Jokowi yang lebih memilih berbicara politik lewat meja makan ketimbang perbincangan formal. "Jadi bukan sekadar buka puasa, tapi buka politik yang bisa bicara sampai ke isu perombakan kabinet," kata Qodari dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu, 27 Juni 2015.
Menurut Qodari, cara Jokowi tersebut sudah dilakukan sejak menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Ketika itu Jokowi hendak memindahkan sejumlah pedagang kaki lima dari pinggir jalan ke sebuah pasar.
Jokowi mengundang para pedagang kaki lima untuk makan malam sebanyak lebih dari lima puluh kali. Di sela-sela acara makan malam, Jokowi merayu para pedagang untuk bersedia dipindah ke dalam pasar.
"Saya menduga acara buka puasa bersama Jokowi bakal lebih banyak lagi sembari berbincang tentang politik," kata dia.
INDRA WIJAYA