TEMPO.CO , SLEMAN:- Beras plastik alias beras sintetis diduga sampai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Polisi setempat, mengaku menerima laporan dari warga yang kemudian menyerahkan 9 kilogram beras yang diduga bercampur dengan bahan sintetis. "Kami mendapatkan laporan dari warga, kami sita beras itu," kata Ajun Komisaris Besar Farid Zulkarnain, Kepala Kepolisian Resor Sleman, Senin, 25 Mei 2015.
Adalah Rahayu, seorang pegawai kantin di Sekolah Menengah Pertama III Sleman yang menemukannya. Rahayu, membeli beras yang diduga sintetis itu di Pasar Denggung, Sleman sebanyak 15 kilogram. Harganya cukup murah, Rp 7 ribu per kilogram. Padahal biasanya, ia membeli sebesar Rp 8 ribu per kilogram. "Saya beli karena harganya murah," kata Rahayu saat ditemui Tempo, Senin 25 Mei 2015.
Baca Juga:
Dari 15 kilogram beras yang dibeli itu, Rahayu mengambil 6 kilogram untuk dimasak. "Saat dicuci, air tampak bersih. Tidak seperti beras lainnya," kata Rahayu.
Setelah ditunggu lama, beras itu tak kunjung tanak jadi nasi. Karena curiga, ia memasak lagi dengan cara dikukus. Hasilnya sama saja, beras tetap tidak seperti biasanya menjadi nasi. 'Nasi sintetis' itu tak lengket laiknya nasi biasanya.
Rahayu mengatakan, secara fisik, beras yang ia beli itu dalam keadaan bagus. Bahkan seperti beras kelas super atau kelas rojo lele. Namun saat dimasak rasanya tidak enak dan tidak lengket seperti beras pada umumnya.
Karena curiga, Rahayu membawa 9 kilogram beras sisanya, ke pedagang penjual di Pasar Denggung. Lalu Rahayu, 36 tahun itu lapor polisi.
Polisi akhirnya mengirim sampel beras ke laboratorium milik Balai Pengkajian Teknologi dan Pertanian (BPTP). Sambil menunggu hasil laboratorium, polisi dan pemerintah Kabupaten Sleman inspeksi mendadak ke tiga pasar untuk mengambil sampel beras dari para pedagang, Senin, 25 Mei 2015. Yaitu di pasar Denggung, Pasar Kolombia dan pasar Sleman. "Jika beras itu mengambang, perlu dicurigai itu sintetis," kata Widi Sutikno, Kepala Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan kabupaten Sleman.
MUH Syaifullah