TEMPO.CO , Cilegon: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mencatat, sebanyak 78 pabrik ditengarai menghasilkan limbah berbahaya. Semua pabrik penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ini merupakan pabrik petrokima yang menghasilkan plastik hingga karbon.
"Limbah B3 dapat menyebabkan penyakit pernafasan, kulit hingga kanker otak. Bahkan dapat menyebabkan kematian," kata Kepala Seksi Pencegahan BPBD Banten Uus Koeswaya di Cilegon, Kamis 8 Mei 2015.
Menurut Uus, sebaran pabrik penghasil limbah B3 tersebut terbagi dalam empat zona. Zona satu, berada di wilayah Anyer hingga perbatasan Ciwandan. Zona dua, berada di Ciwandan sampai Cilegon, zona tiga di Kawasan Gerem sampai Cilegon. Sementara zona empat berada kawasan industri di sepanjang kawasan Merak.
“Semua itu industri yang memproduksi bahan kimia dengan pencemaran udara yang sangat tinggi," ucapnya.
Uus menambahkan, ancaman pencemaran limbah ini semakin besar jika terjadi kebocoran pada pembuangan uap industri dan reaktor pengolahan bahan. Terlebih, jika limbah tersebut belum disterilisasi. Sayangnya, BPBD Banten belum mengantongi data akurat mengenai jenis limbah yang dihasilkan oleh masing-masing industri.
Uus mendesak seluruh industri yang ada di Kota Cilegon untuk lebih terbuka dan bersedia mengkordinasikan jenis limbah yang mereka produksi. “Industri jangan tertutup. Krakatau Posco meledak seperti kemarin saja, kami susah masuk. kita tidak ingin kejadian seperti di Cernobyl, Jepang, dan negara-negara lain yang udaranya tercemar limbah-limbah kimia,” ujarnya.
Sebelumnya, ratusan warga dari Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, terpaksa angkat kaki dari kampung halamannya. Mereka hengkang karena kampung halamannya sudah tercemar dan polusi udara. Warga banyak yang memilih pindah ke Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang.
“Kami sudah puluhan tahun menetap di sana. Tapi sekarang sudah tidak sehat lagi karena sudah tercemar oleh polusi dan bunyi bising industri karena jarak kampung kami sangat dekat dengan pabrik,” ujar Ajiz, salah seorang warga kecamatan Ciwandan, Cilegon.
WASI’UL ULUM