TEMPO.CO, Madiun - Jenazah Raheem Agbaje Salami—yang dieksekusi di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada dinihari tadi—dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Serayu, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu siang, 29 April 2015.
Dimakamkan di lokasi itu merupakan keinginan terakhir Raheem. Sebelum dikebumikan di lokasi yang diwasiatkan, jenazah warga Spanyol kelahiran Nigeria itu disemayamkan di rumah duka Perhimpunan Masyarakat Madiun di Jalan Cokroaminoto, Kota Madiun. Di tempat itu, pemuka dan sejumlah umat Katolik melangsungkan misa arwah dan pemberkatan jenazah Raheem selama 45 menit.
Dalam persemayaman tersebut, terlihat Angela Intan—kekasih Raheem. Angela mengenakan kacamata cokelat dan jaket hitam yang dipadankan dengan kaus oblong abu-abu. Siswi kelas XII jurusan akuntansi salah satu sekolah menengah kejuruan di Kota Madiun itu beberapa kali terlihat mengusap air matanya.
Angela juga beberapa kali berbincang dengan seorang perempuan paruh baya di sampingnya. “Perempuan (paruh baya) itu sahabat dekat Raheem,” kata Romo Yuventius Fusi Nusantoro, pastor dari Gereja Katolik Santo Cornelius Madiun yang mendampingi di LP Nusakambangan seusai pemakaman Raheem di TPU Serayu.
Fusi mengatakan kondisi psikologis Angela drop sebelum dan sesudah eksekusi Raheem. Bahkan, saat berada di TPU, gadis tersebut tak kuasa menahan tangis melihat peti jenazah kekasihnya dimasukkan ke dalam liang lahat. Beberapa kali dia menyandarkan kepala ke bahu pelayat yang ada di sampingnya.
Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, Angela didampingi seorang polisi wanita. “Memang harus banyak dikuatkan,’’ ujar Fusi kepada Tempo.
Sebelum dieksekusi, Raheem ditahan di LP Madiun dan Porong. Dia ditangkap polisi di Bandara Udara Internasional Juanda karena menyelundupkan 5 kilogram heroin pada 1999.
NOFIKA DIAN NUGROHO