Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Sikap Anggota Dewan Soal Polisi Parlemen

image-gnews
Sejumlah petugas kepolisian memeriksa kendaraan yang memasuki komplek DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, 20 Oktober 2014. Pengamanan ketat dilakukan petugas untuk keamanan saat pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil presiden Jusuf Kalla hari ini. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Sejumlah petugas kepolisian memeriksa kendaraan yang memasuki komplek DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, 20 Oktober 2014. Pengamanan ketat dilakukan petugas untuk keamanan saat pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil presiden Jusuf Kalla hari ini. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat rupanya tak senada soal usulan polisi parlemen. Wakil Ketua Fraksi Nasdem Johny G. Plate merasa polisi parlemen tidak dibutuhkan karena bakal menjauhkan anggota dewan dengan rakyat. "Lebih baik perbaiki standard operation procedure pengamanan di sini dulu," kata Johny di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 14 April 2015.

Johny mengatakan personil pengamanan dalam (Pamdal) cukup mumpuni untuk mengamankan fasilitas dan aset keparlemenan, dibantu Polda Metro Jaya bila ada acara besar dan penting. "Jangan karena dewan merasa penting, lalu butuh polisi untuk menjaga. Padahal rasio antara polisi dan penduduk rendah. Lebih baik polisi dioperasikan untuk menjaga keamanan," kata anggota komisi keuangan ini.

Anggota fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tubagus Hasanudin sependapat. Menurut dia, anggota dewan tak perlu diperlakukan secara khusus sehingga memerlukan pengamanan khusus. "Nanti kesannya tidak baik, padahal kita ingin mewakili rakyat," kata dia.

Selama ini, menurut Hasanudin, Pamdal telah menjalankan tugasnya dengan baik. Bantuan kepolisian hanya dibutuhkan bila ada demo besar dan acara penting. "Demo itu kan tidak setiap hari, jadi ini tidak krusial," kata dia.

Anggota DPR fraksi Partai Golkar Forman Soebagyo berpendapat sebaliknya. Menurut dia, pengamanan ketat diperlukan di objek vital negara seperti komplek parlemen yang menjadi kantor tiga lembaga penting yaitu DPR, MPR, dan DPD. "Keamanan berlapisnya kurang. Bisa saja AC kita yang sistemnya central, dimasukkan racun. Meninggal satu kompleks," kata dia.

Selain mengkhawatirkan pengamanan fisik, ia juga ingin polisi parlemen mengawasi keamanan jaringan internet. "Ancaman cyber crimen juga penting, jangan sampai diintervensi asing, ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Badan Urusan Rumah Tangga Roem Kono mengatakan polisi parlemen dibutuhkan untuk membantu Pamdal DPR. "Pamdal mampu enggak kalau ada keributan tiba-tiba. Ada yang bawa bom, ada yang ditusuk dalam acara negara," kata dia.

Ia menegaskan polisi parlemen bukanlah untuk mengawasi anggota dewan namun mengamankan objek vital negara. "Ini baru wacana sambil kita perbaiki terus kualitas Pamdal kita," kata dia.

Dari proposal "Desain dan Konsep Usulan Parliamentary Police (Polisi Parlemen)" yang Tempo dapatkan, tercantum bahwa saat ini ada 489 orang Pamdal DPR yang terbagi dalam 6 kompi. Sementara pengamanan dari Sub Direktorat Lembaga Negara Direktorat Pengamana Objek Vital Polda Metro Jaya sebanyak 32 orang. Unit pengamanan kepolisian itu saat ini dipimpin oleh Komisaris Mulyadi.

Sedangkan struktur polisi parlemen yang diinginkan DPR adalah sebanyak 1.194 orang yang dipimpin Direktur setingkat Brigadir Jenderal. Para polisi ini bakal mendapatkan rumah dinas atau asrama, senjata api, water cannon, golf car, dan sepeda gunung. Dalam lima tahun, DPR menginginkan polisi parlemen terbentuk di seluruh wilayah DPRD Indonesia.


INDRI MAULIDAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kata Badrodin Haiti Soal Polisi Parlemen

17 April 2015

Jenderal Badrodin Haiti menjawab pertanyaan wartawan usai pelantikan sebagai Kapolrii di Istana Negara, Jakarta, 17 April 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
Kata Badrodin Haiti Soal Polisi Parlemen

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti belum menentukan sikap sol wacana pembentukan polisi parlemen.


Seperti Apa Polisi Parlemen yang Jadi Usulan DPR  

14 April 2015

Sejumlah kendaraan untuk pengamanan pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla terparkir di komplek DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Seperti Apa Polisi Parlemen yang Jadi Usulan DPR  

Polisi Parlemen akan menggantikan gugus tugas Satuan Pengamanan Dalam di DPR.


Gaji Polisi Kecil, Kepala Polri Mengeluh  

26 Februari 2014

Kapolri Jendral Pol Sutarman. ANTARA/Puspa Perwitasari
Gaji Polisi Kecil, Kepala Polri Mengeluh  

Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman mengatakan gaji untuk polisi yang baru lulus atau brigadir tiga hanya Rp 1,7 juta.


Begini 'Nakal'-nya Briptu Rani

1 Juli 2013

Briptu Rani. Detik.com
Begini 'Nakal'-nya Briptu Rani

Tak hanya indispliner, Rani harus mempertanggungjawabkan foto-foto syur yang pernah terunggah di Facebooknya maupun di dunia maya.


Calon Bintara Membludak, Pintu Polda Jebol

26 Juli 2007

Calon Bintara Membludak, Pintu Polda Jebol

Sekitar 500 orang calon bintara mengantri menunggu pengumuman kelulusan mereka di Polda Metro Jaya, Kamis (26/7). Salah satu daun pintu setebal 10 mili meter di main hall kantor polisi itu pecah karena tak bisa menahan tekanan para pengantri.