Keputusan Jokowi menunda keputusan hingga putusan praperadilan, menurut Kuskridho, juga cara mengulur waktu sehingga muncul kepastian politik yang lebih baik. Di tengah proses itu, Jokowi mencoba berkomunikasi dengan seluruh elite politik kubu Koalisi Merah Putih. "Keputusan soal BG bukan masalah hukum lagi. Ini politik," kata Yunarto. (Baca: Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri)
LSI sendiri memperoleh data, 55,8 persen masyarakat percaya Jokowi bukan presiden boneka dari Megawati. Sebanyak 23,6 persen yakin Jokowi masih diatur Megawati dan 20,6 persen memilih tak menjawab. Berdasarkan pemilihan detil terhadap tingkat partisan pada Pemilu 2014 yang ikut dalam survei, tudingan Jokowi boneka Megawati banyak disuarakan pemilih Koalisi Merah-Putih.
Adapun para pendukung Koalisi Merah-Putih adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. Pemilih di kelima partai tersebut memiliki keyakinan jokowi hanya boneka hingga di atas 30 persen. Gerindra bahkan hingga 46 persen.
Sedangkan penyangkalan tudingan bahwa Jokowi presiden boneka lebih banyak berasal dari pemilih partai koalisi pemerintah. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem, dan Partai Hanura memiliki tingkat keyakinan Jokowi bukan boneka hingga di atas 50 persen.
LSI menggelar survei untuk mengukur tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi Widodo dan Kabinet Kerja dalam kurun 100 hari pertama. Populasi survei adalah warga yang memiliki hak pilih dalam Pemilihan Umum yang lalu berjumlah 1.220 responden. Margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Survei digelar melalui wawancara tatap muka terhadap 10 responden di setiap desa atau kelurahan. Hasil wawancara tersebut masih diuji lagi melalui spotcheck atau wawancara ulang oleh supervisor. Hasilnya, LSI tak menemui kesalahan berarti dalam survei yang dilaksanakan pada 10-18 Januari tersebut.
FRANSISCO ROSARIANS