TEMPO.CO, Banjarnegara - Pemerintah resmi menghentikan pencarian korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Ahad, 21 Desember 2014. Total korban yang ditemukan mencapai 93 orang.
"Siang ini penanganan evakuasi korban bencana longsor di Dukuh Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, secara resmi dinyatakan berakhir," kata Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Ahad, 21 Desember 2014. (Baca: Korban Longsor Banjarnegara Ditemukan Berpelukan)
Momentum penghentian pencarian korban longsor ini ditandai dengan apel besar pasukan Basarnas, BNPB, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat di pertigaan Dukuh Ngaliyan, Desa Sampang, yang letaknya 100 meter dari lokasi bencana. Seusai apel, para relawan berpamitan dengan warga. (Baca: Solusi Mbah Rono untuk Korban Longsor Banjarnegara)
Selanjutnya, kata Hadi, kegiatan penanganan bencana dilanjutkan pada tanggap bencana tahap dua yang berlaku mulai Senin, 22 Desember 2014, hingga 4 Januari 2015. Pada fase ini, Hadi menjelaskan, pemerintah memprioritaskan penanganan pengungsi agar segera masuk ke hunian sementara di rumah-rumah penduduk. (Baca: Longsor di Mojokerto, Akses Jalan Tertutup)
Hadi mengatakan tidak baik jika pengungsi terlalu lama tinggal di tempat penampungan. Sebab kebutuhan manusia tidak hanya tidur dan makan. "Ada kebutuhan-kebutuhan lain yang juga membutuhkan perhatian," katanya. (Baca: Kecepatan Longsor Banjarnegara 300 Km/Jam)
Apalagi di musim hujan, permukiman sementara yang berupa bedeng-bedeng akan sangat berlumpur, becek, dan kumuh. Selain itu, di wilayah ketinggian yang suhunya sangat dingin, bentuk hunian sementara seperti itu sangat tidak manusiawi. "Karena itu kami berinisiatif menempatkan warga Dukuh Jemblung di rumah-rumah sewaan di Desa Ambal dan Karanggondang, yang merupakan tetangga desa," kata Hadi. (Baca juga: Hujan Deras, Warga Kampung Ini Dilanda Ketakutan)
ARIS ANDRIANTO
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Pembatasan Motor | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Soal Lapindo, Ruhut: Ical Bisa Ditertawakan Kodok
Priyo Budi Diam-diam ke Rumah Akbar Tandjung
Ucapan Natal, Yenny Wahid: Jokowi Jangan Dengar FPI
Ahok Mencak-mencak di Balai Kota, Apa Sebabnya?