TEMPO.CO, Sidoarjo - Anggota Tentara Nasional Indonesia dari Komando Daerah Militer Sidoarjo turun tangan dalam proses evakuasi warga Desa Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, dari genangan lumpur Lapindo yang meninggi. Termasuk ketika harus menghadapi seorang nenek yang akhirnya terpaksa "diculik" dari rumahnya untuk memindahkannya ke balai desa yang lebih kering. (Baca: Tanggul Lapindo Jebol, Dua Desa Terancam Tergenang).
Proses evakuasi Saniaka, 73 tahun, dan suaminya Suwadi, 85 tahun, tergolong alot. Keduanya menolak pindah dari rumah mereka yang rapuh sekalipun air bercampur lumpur semakin tinggi sejak Rabu siang, 17 Desember 2014, hingga malam.
Warga dan petugas semakin cemas setelah hujan deras dan jebolan tanggul yang terbaru di Titik 73B membuat genangan lumpur menyentuh lutut. Polisi dan tentara berusaha merayu kedua warga lanjut usia itu agar bersedia dievakuasi ke tempat yang aman seperti tetangga sekitar. (Baca berita sebelumnya: Hujan Deras, Tanggul Lumpur Lapindo Jebol Lagi).
Namun Suwandi menolak dengan alasan berat meninggalkan rumahnya. "Lagi pula, saya sudah pernah mengungsi tiga bulan," ujarnya. (Baca: Musim Hujan, Tanggul Lapindo Rawan Jebol)
Komandan Kodim Sidoarjo Letnan Kolonel Bambang Utomo juga ikut merayu Suwandi dan istrinya agar bersedia dipindah ke balai desa. Hati Suwadi akhirnya luluh. Tapi Saniaka tidak.
Rayuan tak mempan, pukul 22.00, aparat menempuh cara lain: mematikan aliran listrik di rumah nenek itu dengan dalih listrik dipadamkan Perusahaan Listrik Negara. Dalam kegelapan, Bambang kemudian menggendong Saniaka dan menaikkannya ke atas sepeda motor.
Bambang mendekap tubuh ringkih perempuan itu dari belakang. Anak buah Bambang yang sudah siap di atas sepeda motor langsung tancap gas menuju tempat pengungsian di Balai Desa Gempolsari, sekalipun Saniaka berteriak, "Tolong, tolong."
Bukan iba dan pertolongan yang didapat, teriakan si nenek malah disambut tawa warga lain.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler:
3 Persamaan Heboh Acara Anang dan Raffi Ahmad
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang
Ditanya Rekening Gendut, Aher: Saya Enggak Punya!
Dilantik, Djarot: Eh, Istriku Mana?