TEMPO.CO, Sinjai - Desa Tongke-tongke yang akan dikunjungi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Selasa pagi, 16 Desember 2014, merupakan kawasan konservasi hutan bakau hasil kerja swadaya masyarakat setempat. Berusia 30 tahun, mangrove di daerah itu sekarang seluas sekitar 350 hektare.
Kelompok Pelestarian Sumber Daya Alam-Aku Cinta Indonesia (KPSD-ACI) mulai menanam bakau di Tongke-tongke sejak 1984. Ketua KPSD-ACI, Zulkarnain, mengatakan penanaman murni inisiatif masyarakat. (Baca: Menteri Susi ke Sinjai Disiapkan Rokok dan Kopi)
"Masyarakat menjaga kemungkinan pasang. Kami melihat pelestarian mangrove berguna untuk keberlangsungan sumber daya alam di laut dan pantai," katanya, Selasa, 16 Desember 2014. (Baca: Mengapa Menteri Susi Ngotot ke Sinjai Hari Ini?)
Menurut Zulkarnain, orang di pesisir menganggap mereka bisa mengambil batu karang untuk menahan ombak. Padahal batu tidak bisa menahan abrasi. Justru, kata dia, mangrove ini yang bisa menjadi pagar hidup. (Baca: Ke Sinjai, Menteri Susi Akan Disuguhi Barongko)
Tak ada yang memaksa masyarakat Tongke-tongke menanam bakau. Awalnya warga desa ini yang kebanyakan nelayan, terbiasa mengambil bakau yang hanyut di laut untuk ditanam. Lama-kelamaan mulai mengambil bibit dari desa lain. (Baca: Kisah Menteri Susi Belajar Menari dan Mengaji)
Semula, hanya 10 kepala keluarga yang giat mengembangkan bakau di sini. Sekarang jumlahnya meningkat menjadi 212 kepala keluarga. "Dari semula lahan 30 hektare sekarang hampir dapat 500 hektare. Yang menggiatkan cuma dari satu desa," kata Zainuddin bangga.
AAN PRANATA
Berita lain:
Menteri Yasonna: Besok Kepengurusan Golkar Disahkan
Dua Sandera Tewas, Korban Teror di Australia
Dewan Pers: Kasus Karikatur Jakarta Post Distop