TEMPO.CO, Jakarta - Proses evakuasi korban musibah longsor di Banjarnegara dihentikan sore tadi akibat cuaca buruk. Hingga hari ketiga, jumlah korban tewas yang berhasil ditemukan mencapai 56 jiwa. "Hari ini, tim gabungan berhasil menemukan 17 korban tewas," ujar Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, lewat pesan singkatnya, Senin, 15 Desember 2014.
Sutopo menuturkan data korban dihimpun berdasarkan laporan tim hingga pukul 18.30 WIB. Sebanyak 17 korban tewas terdiri atas 4 anak, 12 dewasa, dan 1 lainnya belum teridentifikasi. "Dengan demikian, 52 jiwa korban longsor belum ditemukan," katanya. (Baca: Hujan Hambat Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara)
Korban yang berhasil dievakuasi telah diambil dan dikebumikan oleh keluarganya masing-masing. Namun tidak demikian halnya dengan enam korban lainnya yang belum berhasil teridentifikasi oleh tim INAFIS (Indonesia Automatic Finger Print Indentification System) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. (Baca: Longsor Banjarnegara, Sultoni Kehilangan 8 Saudara)
Sutopo menuturkan tim gabungan yang berjumlah 2.000 personel terpaksa menghentikan proses evakuasi akibat hujan mengguyur wilayah longsor sejak sore tadi. "Hujan dapat memicu longsor susulan," ujarnya. Tim juga menghadapi kendala lain, yakni wilayah yang tertimbun longsor cukup luas dan tertutup lumpur tebal yang masih labil. (Baca: Longsor Banjarnegara, Tujuh Kecamatan Krisis BBM)
Musibah longsor terjadi Jumat sore lalu di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Longsoran tanah menimbun 35 rumah rumah, 1 masjid, dan saluran sungai sepanjang 1 kilometer. Peristiwa itu juga merusak sawah seluar 8 hektare dan 5 hektare kebun palawija. Selain itu, 5 ekor sapi, 30 ekor kambing, serta 500 ekor ayam dan itik mati.
RIKY FERDIANTO
Baca juga:
Tiga Polisi Bogor Positif Pakai Narkoba
Daftar Kegagalan Ahok di Tahun 2014
Setelah Australia, Penyanderaan Terjadi di Belgia
3 Wanita Inspiratif Pilihan L'Oreal Paris