TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, menyindir Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon. Sindiran itu muncul saat penandatanganan kesepakatan islah antara Koalisi Joko Widodo dan Koalisi Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 17 November 2014. (Baca: Fahri Hamzah Ingin DPR Tetap Berkelahi)
Menurut Pramono, proses perdamaian kedua koalisi di Senayan memerlukan kerendahan hati dan masing-masing pihak harus menghilangkan egonya. "Tak boleh mengeluarkan statement keras, seperti 'dikasih hati minta jantung'," ujar Pramono, Senin sore. (Baca Juga: Islah DPR Diteken dengan 5 Butir Kesepakatan)
Pernyataan "dikasih hati minta jantung" disampaikan Fadli Zon saat proses islah tengah berlangsung. Fadli, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, menyatakan Koalisi Jokowi tak konsisten dengan meminta penghapusan Pasal 98 ayat (6), (7), dan (8) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. "Sudah sepakat, berubah lagi. Istilahnya itu 'dikasih hati minta jantung'," kata Fadli.
Fadli ada saat Pramono menyindirnya. Orang dekat Prabowo ini langsung melempar senyum tipis sambil menoleh ke kanan-kiri. Puluhan wartawan yang memenuhi ruangan lokasi penandatanganan kesepakatan islah pun tertawa kecil melihat kejadian ini.
Hari ini, kedua koalisi menandatangani kesepakatan islah yang mengakhiri perseteruan keduanya di DPR. Adapun poin perjanjian yang disebutkan adalah agar Koalisi Jokowi segera menyerahkan nama anggota alat kelengkapan Dewan dan menghilangkan Pasal 74 ayat (3), (4), (5), dan (6) serta Pasal 98 ayat (7), (8), dan (9) UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Faisal Basri Jadi Ketua Tim Pembasmi Mafia Migas
SBY Minta Kader Demokrat Loyal ke Jokowi
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pimpin Tim Anti-Mafia Migas, Ini Kata Faisal Basri