TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo baru saja tiba di Tanah Air setelah menghadiri acara internasional di Cina, Myanmar, dan Australia. Sepulang dari tiga negara itu, Jokowi memaparkan resep politik luar negeri yang dianutnya.
Di dalam pesawat yang bertolak dari Brisbane Australia menuju Jakarta, Jokowi mengatakan, politik luar negeri yang dianutnya adalah berteman dengan negara yang memberikan manfaat besar bagi rakyat. Namun, kata Jokowi, prinsip bebas aktif yang selama ini dianut tidak ditinggalkan. "Berteman dengan semua negara, manfaat sebesar-besarnya harus dirasakan rakyat. Jangan banyak teman tapi dirugikan," kata Jokowi, Ahad, 16 November 2014. (Baca: Jokowi Tiba, Bandara Halim Delay Setengah Jam).
Menurut Jokowi, Indonesia membuka diri bagi semua negara. Tapi, prinsip yang dianut adalah berkawan dengan negara yang memberi banyak manfaat. "Kalau dirugikan, ngapain. Banyak teman, harus banyak untung," ujarnya.
Meski begitu, Jokowi mengatakan Indonesia masih mau berteman dengan negara yang tidak banyak memberikan manfaat. Namun, pertemanan tersebut tidak terlalu dekat, seperti dengan negara-negara yang tidak banyak memberikan manfaat bagi kepentingan rakyat. "Tetap ketemu tapi sedikit-sedikit saja, tidak usah dekat-dekat," katanya.
Seperti diketahui, Jokowi bertolak ke Tiongkok, Myanmar, dan Australia pada Sabtu, 8 November 2014. Di Beijing, Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Forum KErja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Setelah itu. Jokowi bertolak ke Nay Pyidaw Myanmar untuk menghadiri KTT ASEAN. Kemudian Jokowi dan rombongan pergi ke Brisbane, Australia, untuk menghadiri KTT G-20. (Baca: Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20)
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler
Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20
Kasus Shabu Unhas, Nilam Dikenal Temperamental
Sarwono: Ada Calon Ketum Golkar yang Pro-Jokowi