Ano, melalui lembaganya merekrut anak-anak yang kehilangan orang tua dan sanak keluarganya di tenda-tenda pengungsian. Mulanya SOS mengontrak sejumlah rumah untuk menampung anak korban tsunami tersebut. Namun sejak 2007, mereka menempati bangunan di atas tanah seluas 22 ribu hektare di Desa Taruna, sekitar 30 menit dari kota Banda Aceh.
Tanah tersebut kini berisi 25 gedung yang 15 di antaranya merupakan tempat tinggal anak korban tsunami. Setiap rumah, kata Ano, dibimbing satu ibu asuh yang bertanggungjawab memberi kasih sayang layaknya seorang ibu kandung kepada anak-anaknya. Mereka adalah janda yang sebagian korban tsunami. "Tiap hari anak-anak diberi bimbingan untuk melepaskan trauma tsunami dengan bermacam kegiatan," ucapnya. (Kenang Tsunami, Warga Aceh Larut dalam Doa)
Walhasil SOS tidak hanya mampu menyekolahkan anak korban tsunami, sejumlah generasi muda yang berprestasi lahir di sana. Salah satunya adalah Mistahul Jannah, 17 tahun, yang sukses meraih medali emas pada sejumlah turnamen taekwondo tingkat provinsi.
Pada 10 tahun setelah bencana besar tersebut, S0S menggelar peringatan bencana tsunami dengan mengadakan bermacam kegiatan. Mulai dari pentas tari, lomba menggambar, drama tentang stunami, hingga pembacaan puisi. Semua peserta kegiatan adalah anak asuh lembaga swadaya tersebut.
TRI SUHARMAN
Baca berita lainnya:
Diplomasi Blak-blakan Jokowi Jadi Perhatian Dunia
Ini Profil Mahasiswi yang Nyabu Bareng Dosen Unhas
Ada Gempa, Jokowi Telepon Maluku-Sulut-Gorontalo
G-20, Abbott Atur Duduk Jokowi Sejak 20 Oktober
Pamer Foto, Abbot Salah Mention Akun Jokowi