TEMPO.CO, Tasikmalaya - Ketika berbagai kalangan meminta penambangan pasir besi di Tasikmalaya Selatan, Jawa Barat, ditutup karena merusak lingkungan, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum justru berharap penambangan pasir besi di Tasikmalaya Selatan dibuka lagi. Uu mengklaim penambangan pasir besi bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD).
"Syaratnya, ramah lingkungan, tidak merusak ekosistem, tidak merusak habitat," kata Uu saat ditemui di Tasikmalaya, Rabu, 5 November 2014.
Uu meminta pegusaha atau penambang menaati dan melaksanakan seluruh aturan yang ditentukan dalam undang-undang, peraturan menteri, peraturan daerah. "Kami butuh (PAD). Sekalipun kecil PAD itu," ujarnya.
Ditanya tidak seimbangnya antara PAD pasir besi dibandingkan dengan rusaknya lingkungan, Uu berkilah, jika pola penambangan dilakukan seperti yang sudah terjadi memang tidak seimbang. "Supaya seimbang dan lebih bermanfaat, gaya dan cara yang dilakukan jangan seperti hari ini," katanya.
Sementara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tasikmalaya tetap tidak setuju jika penambangan pasir besi dibuka lagi. Saat penambangan pasir besi masih berlangsung, hasil tangkapan ikan nelayan turun. "Nelayan menolak sampai kapan pun," kata Sekjen HNSI Tasikmalaya, Eet Riswana.
Baca Juga:
Menurut dia, dampak ekologi pertambangan pasir besi itu ada dan pemulihannya lama. Misalnya, habitat ikan rusak, dampaknya hasil tangkapan nelayan turun. Di darat, jalan rusak karena truk pengangkut pasir besi hilir mudik setiap hari.
CANDRA NUGRAHA
Terpopuler:
Kata Jokowi, Informasi BIN Sering Meleset
Mahfud Md. Pernah Bertemu Pengelola @TrioMacan2000
Dukung Persib Vs Arema, Ridwan Kamil Buka Baju
KPK Endus Modus Baru Koruptor, Apa Saja?