TEMPO.CO, Kediri - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, melakukan pemantauan kondisi keluarga pasien terduga ebola. Hal ini untuk mewaspadai potensi penularan virus tersebut ke orang terdekat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono mengatakan petugas medis telah memeriksa kesehatan anggota keluarga pasien dan orang di sekitarnya untuk mengetahui potensi penularan virus ebola. "Pemeriksaan ini kami lakukan berkala oleh tim khusus," ujar Adi, Senin, 3 November 2014. (Baca: Ini Empat Gejala bagi Terduga Penderita Ebola)
Baca Juga:
Jika setiap saat ditemukan gejala penyakit tersebut, seperti panas tinggi, nyeri hebat, gangguan pencernaan, dan perdarahan, petugas akan melarikan yang bersangkutan ke rumah sakit. Keluarga dan orang terdekat juga mendapat vaksin imunisasi atau kekebalan tubuh. Mereka juga dilarang berinteraksi dengan pasien meski masih dalam status terduga. (Baca: Terduga Ebola Pulang Lebih Cepat dari Liberia)
Adi Laksono memastikan seluruh penanganan ebola di Kediri sudah sesuai dengan prosedur. Jadi, jika setiap saat muncul pasien baru, akan langsung terdeteksi. Dia juga meminta masyarakat tidak terlalu resah dengan situasi ini, terutama warga di sekitar rumah pasien. (Baca: Indonesia Masuk Kategori Empat Ebola, Apa Artinya?)
Hingga pagi ini, pasien laki-laki berusia 45 tahun yang terduga menderita ebola itu masih dirawat di ruang isolasi Melati Rumah Sakit Umum Daerah Pare, Kediri. Petugas tetap memberlakukan prosedur karantina dengan melarang siapa pun masuk, termasuk keluarganya. "Sampai ada rekomendasi Kementerian Kesehatan," kata Humas RSUD Pare Hari Santoso.
HARI TRI WASONO
Baca juga:
Hilangkan Stres, Ben Kasyafani Berlatih Muaythai
Terduga Ebola Pulang Lebih Cepat dari Liberia
PBB: Bencana Global, Perubahan Iklim Semakin Parah
Latar Belakang Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto