TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa sepuluh tahun yang lalu itu masih melekat di kepala Ajun Inspektur Polisi Dua Wahyudi. Sebuah mobil boks yang bermuatan bom meledak tepat di depan Kedutaan Besar Australia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. (Lihat:Kilas Balik 10 Tahun Bom Kuningan) Tubuh Wahyudi terpental. Kepalanya cedera berat terkena serpihan bom.
"Sebelum bom meledak, waktu itu sekitar jam 09.00 pagi, saya memang melihat mobil boks itu berputar dua kali di Jalan Rasuna Said," ujar Wahyudi saat ditemui di depan Kedutaan Besar Australia, 9 September 2014. Bersama puluhan korban dan keluarga korban, Wahyudi ikut menggelar aksi damai untuk memperingati tragedi di Kuningan itu. (Baca:Satu Dekade Bom Kuningan Diperingati)
Menurut Wahyudi, pada putaran yang ketiga, mobil itu menabrak pembatas jalur cepat dan berhenti. "Kemudian saya menghampiri. Tapi baru jalan tiga langkah, mobil itu meledak," kata polisi yang saat ini bertugas sebagai staf administrasi bagian surat izin mengemudi di Kepolisian Resor Sumedang.
Tubuh Wahyudi terpental hingga 10 meter dan jatuh ke selokan. "Saya pingsan sekitar 15 menit," ujar dia. Saat siuman, Wahyudi mencoba merangkak untuk keluar dari selokan dan lantas berusaha berdiri.
Tidak berapa lama ada orang yang menolongnya. Wahyudi kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk mendapatkan pertolongan. Di sana dia menjalani perawatan selama dua pekan, kemudian diterbangkan ke Singapura untuk menjalani operasi mengeluarkan pecahan bom di kepala. "Saya sembilan bulan di sana dan sempat mengalami amnesia," kata dia.
Baca Juga:
Wahyudi baru kembali aktif bekerja sebagai polisi pada 2008. Meski sudah pulih, tubuhnya tidak bisa kembali normal. Pendengarannya terganggu. Dia juga sering kejang-kejang apabila banyak yang dipikirkan. Sebagian tubuhnya tidak berfungsi karena ada saraf motorik yang terganggu. Sebuah alat bantu berupa selang juga tertanan di kepala. Selang ini berguna untuk menyalurkan oksigen dari saluran pernafasan ke otak.
Menurut Wahyudi, setiap bulan dia harus menjalani perawatan untuk membersihkan selang yang tertanam di kepalanya itu. "Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan Australia yang telah menanggung seluruh biaya pengobatan," kata Wahyudi.
HERMAWAN SETYANTO
Berita Terpopuler:
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat
Istana Siapkan Mobil Dinas Kabinet Jokowi-JK