TEMPO.CO, Tasikmalaya - Koalisi mahasiswa Tasikmalaya bentrok dengan polisi saat berdemonstrasi di pelantikan anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, di gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Rabu, 3 September 2014.
Bentrokan berawal saat seorang mahasiswa berorasi di atas kendaraan bak terbuka. Mahasiswa tersebut menyebut kata-kata yang dianggap tak pantas. "Polisi bodoh," kata salah seorang mahasiswa saat berorasi. Mereka juga membakar ban di Simpang Jati, tak jauh dari kantor DPRD.
Kata-kata itu lalu diduga menyulut amarah dari anggota pengendali massa (Dalmas) Polres Tasikmalaya Kota. Sembari memadamkan api, anggota Dalmas itu terus mengejar mahasiswa.
Mereka memukuli dan menendang mahasiswa yang terjatuh saat berlari. Tak hanya itu, polisi menghajar sopir kendaraan bak terbuka yang dipakai mengangkut sound system untuk berorasi. (Baca: Bayi Tewas Saat Demonstrasi)
Pantauan di lapangan, sejumlah mahasiswi dan polisi mengalami luka ringan. Dua mahasiswa diamankan polisi dalam kejadian ini.
Seorang peserta aksi, Farid, mempertanyakan alasan polisi berindak represif. "Kawan-kawan tidak berbuat apa-apa, cuma menyampaikan aspirasi," kata dia dengan nada kesal.
Kapolres Tasikmalaya Kota Ajun Komisaris Besar Noffan Widyayoko membenarkan pihaknya sempat mengamankan dua peserta unjuk rasa. Dia membantah polisi bertindak represif dan main pukul. "Tidak mungkin polisi mendahului mukul. Kami sudah terlatih," ujarnya.
Noffan menyesalkan cara berunjuk rasa para mahasiswa. "Kami juga memperhatikan aspirasi mereka apa, lalu disampaikan. (Cara) seperti tadi nggak baik, nggak bagus," katanya. (Baca: Unimog, Mobil Militer untuk Angkutan Logistik)
Terhadap dua mahasiswa yang diamankan, Noffan mengatakan pihaknya masih menunggu perkembangan berikutnya. "Kami tunggu perkembangannya nanti," jelasnya.
CANDRA NUGRAHA
Berita Terpopuler:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
MU Terkena Karma Manchester City
Pendiri Golkar Cap Agung Laksono Pengkhianat
Misteri Batu Berjalan di Lembah Kematian Terkuak