TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto menyindir langkah Partai Gerakan Indonesia Raya yang menolak ajakan rekonsiliasi politik dari presiden terpilih, Joko Widodo.
Endriartono mengatakan ajakan rekonsiliasi kubu Jokowi harus disambut baik kubu pendukung Prabowo setelah Mahkamah Konstitusi mengumumkan putusan sengketa pemilihan presiden 2014 pada 21 Agustus 2014.
"Kubu yang dinyatakan kalah harus berlapang dada dan segera mengucapkan selamat kepada pemenang," ujarnya saat dihubungi, Ahad, 17 Agustus 2014. (Baca: Prabowo Tolak Rekonsiliasi, Jokowi: Tidak Apa-apa)
Sebelumnya, pada Rabu, 13 Agustus 2014, Wakil Ketua Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Hashim Djojohadikusumo menegaskan penolakan kubunya atas ajakan rekonsiliasi dengan kubu Joko Widodo. "Tidak ada rekonsiliasi, enggak bakal," ujar Hashim.
Endriantono berpendapat, ajakan rekonsiliasi kubu pemenang pemilu presiden tidak boleh sekadar bertujuan menambah dukungan pemenang di tingkat badan legislatif. (Baca: Mahfud: Rekonsiliasi Tunggu Sidang MK Usai)
Menurut dia, rekonsiliasi harus atas dasar mempererat kesolidan bangsa Indonesia.
"Begitu juga dengan pemenang, harus menyambut dengan baik pernyataan selamat itu secara terbuka, sehingga nanti masyarakat juga tidak terus terbelah karena perdamaian kedua kubu ini," ujarnya.
Selain itu, Endriantono juga menjelaskan efek rekonsiliasi terhadap penyusunan kabinet. "Dalam penyusunan kabinet nanti, menteri yang dipilih tidak dilihat berdasar latang belakang dari kubu partai politik mana figur profesional tersebut berasal," ujarnya.
NURIMAN JAYABUANA
Terpopuler
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
Tim Prabowo Gugat KPU Lagi, Kali Ini ke PN Jakpus
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY
Relawan Prabowo Tunjukkan Foto Jokowi dan Harjono