Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal ISIS, Hasyim Muzadi: Pemerintah Lemah

image-gnews
Anggota polisi menjaga rumah terduga teroris ISIS, Guntur alias Yitno di Dusun Kedungprawan, Desa Gendingan, Ngawi, Jatim 9 Agustus 2014. ANTARA/Siswowidodo
Anggota polisi menjaga rumah terduga teroris ISIS, Guntur alias Yitno di Dusun Kedungprawan, Desa Gendingan, Ngawi, Jatim 9 Agustus 2014. ANTARA/Siswowidodo
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Hasyim Muzadi mengatakan gerakan pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syriah/ISIS) tumbuh di Indonesia karena banyak kelompok seide yang telah lama berdiri. Seperti paham gerakan khilafah yang didengungkan Hisbut Tahrir Indonesia dan Ikhwanul Muslimin.

"Pemerintah terlalu longgar dan pengawasannya lemah," kata Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara halalbihalal dan mau'idah hasanah "Membentengi Nahdliyin dari Gerakan Islam Radikal dan Gerakan Transnasional" di Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Ahad, 10 Agustus 2014. Gerakan pendukung ISIS berbahaya karena tak mengakui kedaulatan sebuah negara. "ISIS muncul karena ada kelompok dengan pemikiran yang seide membentuk khilafah."

Hasyim menjelaskan kelompok tersebut merakit kekuatan dengan gerakan massa dan teror. Jika dibiarkan, kata dia, akan mengakibatkan pergolakan. Gerakan mereka merupakan gerakan transnasional yang menggejala di seluruh dunia. Untuk menangkalnya, dibutuhkan kerja sama antara Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Agama, dan Kementerian Luar Negeri. Sedangkan selama ini lembaga negara cenderung bergerak sendiri tanpa koordinasi yang jelas. Selain itu, lembaga negara harus bergerak ekstra keras. (Lebih detail soal ISIS klik di sini)

BIN, misalnya, tak hanya melakukan usaha pengawasan dengan pola kerja intelijen, tapi juga harus memotret dan memahami ideologi dan pola pikir mereka. Dengan demikian, bisa dilakukan upaya pencegahan agar ideologi tersebut tak mempengaruhi umat Islam yang lain. (Baca: Cara ISIS Menyebarkan Ideologinya di Masjid)

Hasyim menambahkan, sementara Kementerian Luar Negeri harus proaktif mengawasi setiap warga negara yang belajar ke luar negeri, baik ke Timur Tengah, Eropa, maupun Amerika. Tujuannya agar mereka tak membawa ideologi yang bertentangan dengan NKRI. Selain itu, Kementerian Luar Negeri harus melakukan diplomasi untuk turut mencegah konflik di Timur Tengah. "Kondisi sekarang diplomasi mandek," katanya. (Baca: Tiga Cara Antisipasi Penyebaran ISIS)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasyim berharap agar gerakan Islam radikal dikendalikan supaya tak berkembang terlalu jauh. Selanjutnya, kata Hasyim, Kementerian Agama harus membangun Islam yang moderat serta mencegah gerakan dan jaringan Islam radikal. (Baca: Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar)

Hasyim yang juga menjabat Sekretaris Jenderal International Conference for Islamic (ICIS) ini menyatakan semua pihak harus menangkal gerakan dukungan kepada ISIS. Caranya dengan memperkuat jamaiyah di tataran masyarakat bawah. Namun mereka tak perlu dimusuhi, melainkan harus dijauhi. Sebab, jika terjadi bentrok, mereka akan membawa teman dari negara lain untuk membuat konflik di Indonesia.  (Baca: Tiga Cara Antisipasi Penyebaran ISIS)

EKO WIDIANTO

Berita Lainnya:
Ketua DPP Golkar: Partai Sedang Tebelenggu
Pelaku Mutilasi Bocah Berusia Muda
E-Ticket Transjakarta Bisa Buat Belanja

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

13 hari lalu

Juru bicara Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) menyampaikan keterangan bersama Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) saat konferensi pers terkait penangkapan tersangka tindak pidana terorisme di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2023. Densus 88 pada Oktober 2023 berhasil menangkap 59 tersangka dengan barang bukti senapan serbu AK-47, revolver, senapan angin, sejumlah amunisi dan magasin, senjata tajam, dan buku-buku propaganda yang diduga akan digunakan salah satunya untuk menggagalkan Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

Densus 88 Antiteror menangkap laki-laki inisial LHM dan DW di Bima, Nusa Tenggara Barat.


Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

21 hari lalu

Taylor Swift tampil dalam konser The 1989 World Tour Live di New Jersey, 10 Juli 2015.  Evan Agostini/Invision/AP
Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

Wakil Direktur CIA mengungkap rencana serangan teror di konser Taylor Swift di Austria telah berhasil digagalkan. Terduga pelaku anggota ISIS


Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

24 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz berpidato pada pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di Ukraina di markas besar PBB di New York, 20 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan insiden penikaman terbaru di Solingen merupakan "terorisme terhadap semua pihak".


Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

26 hari lalu

Polisi berjaga usai insiden penusukan yang menewaskan beberapa orang dalam sebuah festival kota, di Solingen, Jerman, 24 Agustus 2024. Polisi mengatakan bahwa sekitar pukul 10 malam seorang pria tak dikenal menyerang banyak orang. Hingga kini pelaku masih buron. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

Terduga pelaku adalah anggota ISIS dan melakukan penikaman untuk membalas dendam umat Muslim Palestina yang tertindas.


Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

27 hari lalu

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS
Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

ISIS kembali meneror Rusia dengan menyandera sipir dan narapidana. Mereka berhasil dilumpuhkan oleh Badan Keamanan Rusia.


Kewarganegaraannya Dicabut Mahkamah Agung Inggris, Ini Sosok Shamima Begum

41 hari lalu

Shamima Begum, warga negara Inggris yang ingin pulang ke negaranya setelah menjadi istri militan ISIS. Sumber: news.sky.com
Kewarganegaraannya Dicabut Mahkamah Agung Inggris, Ini Sosok Shamima Begum

Mahkamah Agung Inggris resmi mencabut status kewarganegaraan Shamima Begum sehingga membuatnya stateless.


Inggris Cabut Kewarganegaraan Shamima Begum

43 hari lalu

Shamima Begum.[Evening Standard]
Inggris Cabut Kewarganegaraan Shamima Begum

Shamima Begum kehilangan kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan kembali status kewarganegaraan Inggris setelah diputus oleh Mahkamah Agung


Fakta tentang 3 Remaja Tersangka Rencana Pembunuhan di Konser Taylor Swift

43 hari lalu

Suasana di luar stadion Happel setelah konser Taylor Swift dibatalkan setelah pemerintah mengonfirmasi rencana serangan di stadion di Wina, Austria, 8 Agustus 2024. REUTERS/Elisabeth Mandl
Fakta tentang 3 Remaja Tersangka Rencana Pembunuhan di Konser Taylor Swift

Tiga remaja terkait ISIS telah ditetapkan menjadi tersangka rencana pembunuhan di konser Taylor Swift di Wina, Austria.


Konser Taylor Swift di Wina Dibatalkan karena Ancaman Teror ISIS

43 hari lalu

Penyanyi Taylor Swift. Foto: Instagram/@taylorswift
Konser Taylor Swift di Wina Dibatalkan karena Ancaman Teror ISIS

Tiga konser Taylor Swift di Austria dibatalkan karena ada indikasi teror ISIS.


Konser Taylor Swift di Austria Batal Usai Rencana Serangan Teroris Terungkap

43 hari lalu

Penyanyi Taylor Swift. Foto: Instagram/@taylorswift
Konser Taylor Swift di Austria Batal Usai Rencana Serangan Teroris Terungkap

Taylor Swift seharusnya melanjutkan The Eras Tour di Wina, Austria, pada 8-10 Agustus 2024