TEMPO.CO, Bangkalan - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, meminta Panitia Pengawas Lapangan (PPL) di tiap desa agar mewaspadai kampanye terselubung tim sukses calon presiden saat hari tenang.
Kepala Divisi Penindakan Panwaslu Bangkalan, Fajar Hariyanto, mengatakan, pada hari tenang, acara yang rawan menjadi ajang kampanye adalah buka puasa bersama dan bagi-bagi takjil. "Kalau menemukan pelanggaran PPL segera lapor ke Panwascam agar bisa ditindak," kata Fajar, saat memberikan pembekalan kepada 900 PPL se-Bangkalan, Rabu, 2 Juli 2014.
Untuk memudahkan pengidentifikasian apakah suatu kegiatan kampanye melanggar atau tidak, kata Fajar, Panwaslu telah membekali pengawasan lapangan dengan buku saku berisi pedoman kerja di lapangan. "Buku saku akan memudahkan kerja pengawas," ujar dia.
Menurut Fajar, batas masa kampanye pemilu presiden adalah 5 Juli mendatang. Hari tenang akan berlangsung pada 6-8 Juli. Hari tenang adalah waktu bagi pengawas lapangan untuk membersihkan seluruh atribut kampanye calon presiden dan calon wakil presiden. "Semua alat peraga harus diturunkan," ujar dia.
Sementara itu, Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Bangkalan akan memanfaatkan hari terakhir masa kampanye untuk menetralisasi kampanye hitam kepada Jokowi-JK. "Kami sudah bagikan ribuan buku saku mengenai sembilan alasan memilih Jokowi," kata Ketua GP Anshor Bangkalan, K.H. Hasani Zubair. (Baca: Bantahan Kampanye Hitam Jokowi Beredar di Rusun)
Menurut Hasani, kampanye hitam kepada Jokowi-JK di Bangkalan cukup mengkhawatirkan. Karena itu, pengurus ranting Anshor di 18 Kecamatan mendapat tugas untuk memberi pencerahan kepada warga bahwa Jokowi-JK adalah pasangan calon terbaik. (Baca: JK: Jika SBY Dukung Prabowo Negara dalam Dilema)
MUSTHOFA BISRI
Berita Lainnya:
KPK Minta Lurah Se-Jakarta Laporkan Harta Kekayaan
Ahok Kaji Kegiatan Ekskul Pencinta Alam
Bunuh Anggota Brimob, Pelaku Serempet Taksi di UI