TEMPO.CO, Bangka: Aktivitas tambang laut di perairan Sungailiat, Kabupaten Bangka, yang sporadis menjadi ancaman akan keberlangsungan hidup tukik (anak penyu). Beberapa habitat penyu diketahui banyak yang rusak dan membuat penyu-penyu tersebut mati.
Ketua Penangkaran Penyu Batavia Bangka Beach Sungailiat, Sian Soegito, mengatakan kegiatan penambangan laut seperti aktivitas kapal isap produksi dan tambang inkonvensional apung, menjadi penyebab utama rusaknya habitat penyu.
"Saya sudah tidak tahu lagi mau melapor ke mana. Hanya ke Tuhan saja yang belum saya laporkan. Tidak ada tindakan sama sekali dari pemda dan aparat terhadap aktivitas tambang laut ilegal," ujar Sian kepada Tempo, Senin, 2 Juni 2014.
Dikatakan Sian, aktivitas penambangan laut yang tidak terbendung membuatnya kesal karena anak-anak penyu yang dilepas ke laut hasil dari penangkaran, justru mati.
"Bagaimana tidak mati jika air laut menjadi keruh dan kotor akibat aktivitas pertambangan. Yang sangat saya sesalkan tidak ada tindakan apa pun dari pihak terkait," ujar dia.
Menurut Sian, pemerintah daerah dan aparat seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap tambang laut yang diduga ilegal. "Seharusnya penyu-penyu ini kita lindungi. Kami sudah beritikad baik melakukan penangkaran agar penyu-penyu di Kabupaten Bangka tidak punah," ujar dia.
SERVIO MARANDA
Berita Terpopuler:
Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY
3 Hal Tak Bisa Dilakukan Ahok sebagai Plt Gubernur
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
116 Pegawai Kementerian Agama Masuk Daftar Hitam
Jokowi Ubah Gaya demi Raih Suara