TEMPO.CO, Jakarta - Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Anggito Abimanyu, menegaskan pemerintah tidak menghentikan keberangkatan umrah dan haji walaupun ada wabah MERS-CoV. "Tidak ada moratorium umrah dan haji," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 Mei 2014.
Anggito mengatakan walaupun ada kekhawatiran akan penyebaran virus MERS di antara para jemaah umrah dan haji, jumlah jemaah yang berangkat tidak berkurang. Hingga saat ini, menurut catatan Kemenag, jumlah jemaah yang akan berangkat ke tanah suci sebanyak 150 ribu orang per bulannya. (baca: Virus MERS Meluas, 147 Orang Meninggal di Saudi)
Untuk upaya pencegahan virus MERS, Anggito mengatakan pemerintah telah mengimbau untuk tidak memberangkatkan jemaah yang berusia lebih dari 65 tahun serta jemaah yang memiliki riwayat penyakit kronis, seperti jantung, ginjal, saluran pernafasan dan diabetes. Selain itu, calon jemaah dengan tingkat kekebalan tubuh yang minim, seperti ibu hamil dan anak-anak berusia kurang dari 12 tahun, diminta untuk menunda keberangkatannya.
Anggito juga mengatakan tindakan antisipasi paling optimal berasal dari calon jemaah itu sendiri. Jemaah harus dengan sadar menjaga kesehatan tubuhnya dan melakukan tindakan pencegahan paling sederhana, seperti menjaga kebersihan dan menggunakan masker.
Kepala Badan Litbangkes Kemenkes Tjandra Yoga mengatakan pihaknya bersama Kemenag berupaya mengantisipasi penyebaran virus MERS pada jemaah umrah dan haji yang akan berangkat ke Saudi Arabia. Kedua lembaga, ujar dia, terus-menerus melakukan sosialisasi kepada calon jemaah menjelang keberangkatan mereka ke tanah suci. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat kabar persebaran virus MERS. (baca: Indonesia Bisa Bikin Vaksin Virus MERS)
YOLANDA RYAN ARMINDYA