TEMPO.CO, Karanganyar - Warga di pelosok desa Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dikejutkan peristiwa pencabulan yang justru dilakukan seorang siswa sekolah dasar (SD) dengan korban belasan kawan sepermainanya. “Anak yang diduga pelaku pencabulan baru saja pindah dari Jakarta. Anak itu dititipkan ke kakeknya,” ujar Suratno, Kepala Desa Bandardawung, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Senin, 12 Mei 2014.
Pencabulan terjadi di Dukuh Ngasem, Dusun Jabalkanil. Suratno mengaku tak percaya mendengar peristiwa itu. “Desa Bandardawung sudah dianggap pelosok dan Ngasem adalah dusun paling pelosok di Bandardawung.
Kepala Dusun Jabalkanil, Narno mengatakan ulah D mencabuli kawan sepermainannya terungkap setelah ada korban pencabulan yang mempraktekkannya di sekolah. "Ada yang bertingkah seolah-olah sedang bersenggama di sekolah dan ketahuan gurunya. Setelah ditanya, katanya dia pernah diajak melakukan senggama oleh D," ucapnya.
Narno mengatakan dari pengakuan korban, pencabulan terjadi pada awal April lalu di rumah kakek D. "Ada delapan anak yang diduga pernah dicabuli, enam laki-laki dan dua perempuan," katanya. Semuanya berstatus siswa SD dan bertempat tinggal di dekat rumah D. Yaitu di RT 03 RW III dan RT 01 RW III Dusun Jabalkanil. Menurut Narno, D mengimingi korbannya dengan mainan. Ada korban yang dicabuli lebih dari sekali.
Dia mengatakan kejadian ini masih dibahas oleh keluarga pelaku dan keluarga korban dengan melibatkan kepolisian. Hingga kini belum ada penyelesaian. “Sempat ada warga yang meminta agar D diusir dari desa,” kata Narno.
Kepala Kepolisian Resor Karanganyar Ajun Komisaris Besar Martireni Narmadiana menolak berkomentar ihwal kasus itu. "Sangat sensitif. Kami harus sangat hati-hati," ucapnya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku sangat terkejut mendengar kejadian tersebut. Dia mengaku prihatin dan miris mendengarnya. "Karena dilakukan anak di bawah umur," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO