TEMPO.CO, Jakarta - La Ode Ota, aktivis lingkungan dan pendiri yayasan advokasi petani di Sulawesi Tenggara, berminat maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan. Lelaki 50 tahun ini punya segudang pengalaman dalam mengadvokasi kaum marginal, baik di darat maupun di laut. (Baca : Maju Jadi Caleg, Aktivis Ini Jualan Baju Bekas).
Selama 17 tahun, Ota malang melintang dalam urusan advokasi petani, nelayan, hingga orang pesisir dalam konflik lahan dan permukiman. Lulus dari Teknik Elektro Universitas Muslim Makassar, ia mendirikan Yayasan Swadaya Masyarakat Indonesia di kota kelahirannya, Raha, ibu kota Kabupaten Muna. Di yayasan yang menginduk ke Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ini, Ota melakukan pendampingan petani. (Baca juga :La Ode Ota, Caleg Pendamping Petani dan Nelayan ).
Ini beberapa contohnya. Pada 2000, orang Pulau Tobe di Muna menolak perpanjangan izin PT Tobea. Selama enam bulan, ribuan orang Tobe berdemo menentang perpanjangan hak guna usaha perusahaan perkebunan yang mereka nilai telah merusak pulau itu ke kantor pemerintah setempat. “Ota yang mengorganisasi masyarakat di sini,” ujar La Ode Muhammad Handra, warga Tobea. Tuntutan itu dikabulkan dan perusahaan angkat kaki dari pulau.