TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah calon anggota legislatif dari PDIP yang dianggap kritis dipastikan gagal melenggang ke Senayan. Kamis lalu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim terdapat operasi politik khusus yang dilakukan untuk menyingkirkan caleg partai banteng menjadi legislator di DPR.
Salah satu nama yang disebut Hasto menjadi korban dari operasi politik khusus tersebut adalah adalah Ketua Komisi Kesehatan atau Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning.
Atas gagalnya para caleg yang dianggap kritis ini, Hasto mengatakan partainya akan pasang badan guna memperjuangkan para caleg kritis PDIP untuk tetap masuk menduduki kursi parlemen. "Kami akan bela kader kami yang selama ini kritis dalam menjalankan tugas demokrasinya," kata Hasto, Kamis, 21 Maret 2024.
Berdasarkan catatan Tempo, terdapat nama-nama caleg PDIP lain yang dinilai kritis juga tidak lolos maju ke Senayan pada Pemilu 2024 ini. Misalnya Masinton Pasaribu.
Masinton maju di daerah pemilihan Jakarta II yang meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar negeri pada Pemilu 2024 ini.
Baca juga:
Selain Masinton, ada juga Johan Budi Sapto Pribowo. Mantan juru bicara KPK ini dipastikan tersingkir ke Senayan setelah menjadi caleg urutan ke-3 yang memperoleh suara terbanyak di Dapil Jawa Timur VII.
Anggota Komisi Hukum dan Badan Legislasi DPR ini kerap melontarkan kritik terhadap penyusunan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) terutama soal Pasal 10 Ayat (2) yang mengatur mekanisme pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur ditunjuk langsung oleh Presiden.
Selasa, 23 Januari lalu, kepada Tempo, Johan Budi mengatakan PDIP bakal menolak keras Pasal 10 Ayat (2). Dia mengatakan Pasal tersebut mengebiri demokrasi dan akan ditolak PDIP dengan amat keras.
Di Dapil Sumatera Utara III, nama caleg yang dinilai kritis oleh PDIP dan tersingkir adalah Djarot Syaiful Hidayat dan Junimart Girsang. Keduanya gagal setelah perolehan suaranya dikalahkan oleh dua caleg PDIP lainnya, yaitu Bob Andika dan Bane Raja.
Djarot dinilai kritis lantaran kerap mengkritisi pencalonan anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden. Dia menyebut pencalonan Gibran sebagia preseden buruk bagi kawula muda.
Selanjutnya, ada nama Arteria Dahlan yang juga gagal ke Senayan. Dia dipastikan gagal kembali ke Senayan usai perolehan suaranya menempati urutan ke-3 di antara caleg PDIP lainnya di Dapil Jawa Timur VI.
Adapun Ribka Tjibtaning, dikenal sebagai caleg PDIP yang kritis lantaran kerap mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi, terutama ihwal program vaksinasi Covid-19.
Sekjend PDIP, Hasto Kristiyanto belum menjawab pesan konfirmasi Tempo ihwal nama-nama caleg kritis yang gagal lantaran diduga menjadi korban dari adanya operasi politik khusus.
Pesan yang dikirimkan Tempo ke nomor telepon WhatsApp-nya tersebut, hingga laporan ini diterbitkan hanya menunjukkan status notofikasi terkirim saja.
Begitu pun Koordinator Staf Khusus Presiden Jokowi, Ari Dwipayana dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno belum menjawab pesan pertanyaan Tempo ihwal adanya dugaan operasi politik khusus yang dilakukan untuk menyingkirkan caleg partai banteng yang dianggap kritis.
Pilihan Editor: Pertemuan Surya Paloh-Prabowo, Akankah Berlanjut pada PPP, PKB dan PDIP?