TEMPO.CO, Bojonegoro - Ratusan ulat bulu menyerang pohon-pohon dan rumah penduduk di sejumlah tempat di Kabupaten Bojonegoro sejak sepekan terakhir. Daerah yang disasar, di antaranya di Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari, sekitar 28 kilometer arah barat Kota Bojonegoro.
“Ulat-ulat itu bergerombol di pohon mangga dan jambu di depan rumah. Kepompongnya juga banyak,” kata Muhammad, 34 tahun, warga Dusun Korgan, Jumat, 4 April 2014. Jenis ulat bulu warna cokelat yang dikenal dengan ulat api, lantaran menimbulkan efek gatal jika tersentuh kulit. Muhammad ekstra hati-hati berjaga agar ulat-ulat itu tidak masuk rumah.
Warga melakukan pelbagai cara untuk mengatasinya. Ada yang membakar, menyemprot dengan air sabun, dengan pestisida, atau membunuh langsung. Meski begitu, jumlahnya masih cukup banyak karena menyebar dan menempel di sela-sela pepohonan. Dalam dua hari terakhir, warga kampung bantaran Bengawan Solo itu juga memberantasnya beramai-ramai.
Warga di Kampung Korgan, Purwosari, berharap Dinas Pertanian Bojonegoro turun tangan dan langsung membasmi ulat bulu. Mereka khawatir populasi ulat bulu menyebar ke mana-mana dan menyerang tanaman.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Ahmad Djupari mengatakan fenomena ulat bulu biasanya datang saat menjelang musim pancaroba, tetapi dengan jumlah populasi yang banyak, tentu ini perlu diantisipasi penyebarannya. Dinas, kata Djupari, instansinya sudah menyemprot sejumlah lokasi. “Sebenarnya musuh ulat bulu dan sejenisnya adalah burung di sawah dan pepohonan. Tetapi karena populasi burung sudah berkurang, populasi ulat bulu berkembang.”
SUJATMIKO