TEMPO.CO, Pekanbaru - Gubernur Riau Annas Maamun tidak senang akan pemberitaan kabut asap Riau. Dia menuding media kerap membuat berita bohong. Terlebih saat Annas menjadi sorotan ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kecewa atas ketidakhadirannya dalam telekonferensi terkait dengan laporan kabut asap. (Baca: SBY Kecewa Gubernur Riau Tak Ikut Telekonferensi)
Annas Maamun menyampaikan kekesalannya dalam ekspose pelaku perambahan hutan di Posko Penanggulangan Bencana Asap di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin. Dia memarahi wartawan dengan mengatakan wartawan menulis berita bohong.
"Saya kesal dengan wartawan, menulis saya dimarahi Presiden, mana ada saya dimarahi Presiden, jangan buat berita bohong," katanya, di hadapan banyak wartawan, Kamis, 20 Maret 2014. (Baca juga: Diskusi Soal Asap, Gubernur Riau 'Hilang' Lagi)
Pernyataan Annas Maamun membuat wartawan berang. Wartawan menilai Annas Maamun tidak memahami kode etik jurnalistik dalam menyikapi pemberitaan. "Jika Bapak tidak senang dengan pemberitaan, ada mekanisme yang harus dilalui, bukan memarahi wartawan seperti ini," ujar Ketua Solidaritas Wartawan Riau, Syahnan Rangkuti.
Pernyataan Syahnan dibalas Annas dengan nada ketus. Annas malah membentak wartawan seraya meminta wartawan diam. "Saya tahu itu, sebaiknya kalian diam. Kalau tidak diam, saya yang diam," ujar Annas. Perdebatan antara wartawan dan Annas Maamun berujung pada pengusiran wartawan oleh petugas. Secara bersama-sama wartawan menyatakan memboikot pemberitaan posko bencana asap.
RIYAN NOFITRA
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Ini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 di Indonesia
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia