TEMPO.CO, Makassar - Delapan penumpang tewas dalam insiden kecelakaan bus Sahra bernomor polisi DD-7506-JA yang terguling dan masuk jurang di Jalan Trans Sulawesi, Desa Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, sekitar pukul 06.00, Kamis, 6 Maret 2014.
Sopir bus nahas, Syahrul, 29 tahun, yang membawa 37 penumpang asal Kabupaten Maros tujuan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, itu diduga mengantuk sehingga tidak bisa mengendalikan laju kendaraan. Akibatnya, mobil oleng dan terjungkal ke jurang sedalam 30 meter.
"Sopir belum dijadikan tersangka. Kami masih menahannya di kantor Polsek Mangkutana. Kasus ini masih dalam penyelidikan," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Luwu Timur Ajun Komisaris Abdul Rahman Saleh, Kamis, 6 Maret 2014.
Dia menjelaskan bahwa kondisi kendaraan yang masih berada di tempat kejadian perkara itu tidak terlalu ringsek. Namun gosong akibat dilalap api.
Menurut Rahman, rata-rata korban meninggal karena luka bakar dan tertimpa barang bawaan. Adapun yang selamat sebagian sudah pulang setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wotu, Luwu Timur. "Yang terbilang parah dari penumpang yang selamat hanya menderita patah tulang," ujarnya.
Tim Traffic Accident Analysis yang diketuai Direktur Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sulawesi dan Barat, Tri Warno Atmojo, langsung bergerak menuju lokasi kejadian.
Komisaris Agung Setyo, salah seorang pejabat Dirlantas Polda yang ikut dalam rombongan, mengatakan sopir bus terancam melanggar pasal tentang kelalaian. Sejumlah saksi yang sudah dimintai keterangan menguatkan dugaan tersebut
Dia menilai kondisi jalanan yang cukup sempit sangat tidak mendukung kegiatan lalu lintas. "Lebar jalanan hanya sekitar 5 meter. Sebagai jalanan provinsi tentu kondisinya tidak mendukung. Jalanannya juga berbukit dan banyak belokan," kata Agung.
IRFAN ABDUL GANI