TEMPO.CO, Yogyakarta - Almarhum guru besar Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Damardjati Supadjar pernah mengkritik rokok Kraton Ndalem. Ini adalah merek rokok yang diproduksi oleh keluarga Keraton Yogyakarta melalui PT Yogyakarta Tembakau Indonesia, yang diluncurkan pada 9 Agustus 2013 lalu. Damardjati tak setuju rokok itu diberi nama Kraton Ndalem.
"Kraton Ndalem itu kan artinya sama dengan keratonnya Sultan. Kalau dijadikan nama merek rokok, enggak pas," kata Penghageng Tepas Dwarapura (urusan informasi) Keraton Kasultanan Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat saat dihubungi Tempo, Selasa, 18 Februari.
Rokok Kraton Ndalem merupakan jenis sigaret kretek tangan. Diproduksi oleh PT Yogyakarta Tembakau Indonesia di bawah Presiden Direktur Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, yang merupakan putri sulung Sultan. Perusahaan tersebut menggandeng produsen rokok raksasa PT HM Sampoerna sebagai konsultan teknis produksi dan PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas sebagai distributornya.
Setelah diluncurkan, Jatiningrat melanjutkan, gema produksi rokok tersebut nyaris tak terdengar. "Sepertinya sudah tidak populer. Mungkin itu doa Pak Damardjati juga," kata Jatiningrat.
Setelah kritik yang dilontarkan Damardjati, sempat muncul kabar bahwa hubungan Sultan dengan guru besar itu memburuk. Maklum, Damardjati sering disebut sebagai penasihat spiritual Sultan. Namun Jatiningrat membantahnya. "Media terlalu membesarkan. Enggak ada masalah. Sultan juga tidak protes (atas kritik itu), meskipun Sultan juga merokok," kata Jatiningrat.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Topik Terhangat
#SaveRisma | Kelud | Roger Danuarta | Jokowi | Anggito |
Berita Terpopuler
Wali Kota Risma Terancam Dicekik dan Dibunuh
Alasan Risma Tak Pernah Pakai Pengawal Pribadi
Guru Besar Filsafat UGM Damardjati Supadjar Wafat
Banyak Kilat di Langit Gunung Kelud Malam Ini
Anggito Terancam Masuk Daftar Hitam