TEMPO.CO, Jakarta - Ketika kabar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mundur semakin kencang, ternyata elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berusaha melunakkan Risma. Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo dan wakilnya, Hasto Kristianto, terbang ke Surabaya.(baca: Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?)
Didampingi Ketua PDIP Jawa Timur Sirmadji Tjondro Pragolo, ketiganya bertamu ke tempat tinggal Risma, rumah tipe 45 di kawasan barat Surabaya. Mereka meminta Risma menghindari konflik “paling tidak sampai September”--mungkin demi menjaga suara PDIP pada pemilihan anggota legislatif dan presiden.
Seperti dilansir majalah Tempo edisi #Save Risma, Sirmadji membenarkan pertemuan itu. Menurut Sirmadji, pertemuan digelar Jumat, 31 Januari 2014, dan membahas kinerja Risma supaya lebih baik lagi dan semakin maksimal karena sudah dipercaya masyarakat. “Alhamdulillah, setelah bertemu dan menyampaikan, semua sudah terselesaikan dengan baik,” kata Sirmadji kepada Tempo.
Namun Sirmadji membantah pertemuan tersebut menyinggung persoalan tol tengah kota. (baca: Wali Kota Risma Didesak Mundur karena Tolak Tol?). Dirinya juga membantah bahwa Gubernur Jawa Timur Soekarwo tidak suka dengan Risma gara-gara masalah tol tengah kota ini. Menurut dia, masalah pemakzulan Risma bisa terjadi karena ada miss communication antara Risma dan anggota DPRD Kota Surabaya lainnya.
Memimpin Kota Surabaya sejak Oktober 2010, Risma kini dilanda tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Jawa Timur itu. Salah satu tekanan justru datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengajukannya sebagai calon Wali Kota Surabaya pada tiga tahun silam. (baca: Siapa Menggasak Surya-1)
Partai ini menyorongkan Wisnu Sakti Buana, Ketua PDIP Surabaya, sebagai Wakil Wali Kota Surabaya pengganti tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma. Lebih dari sekadar tak cocok, ada kepentingan bisnis di balik penetapan Wisnu. (baca: Diramal Ahli Feng Shui, Wali Kota Risma: Mati Aku)
Risma menyatakan sama sekali tidak masalah jika harus mundur. “Saya sudah berikan semuanya,” kata satu dari tujuh kepala daerah terbaik pilihan Tempo tahun 2012 ini. “Capek saya ngurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan,” ujarnya. Ketika ditanya siapa yang dimaksud dengan “mereka”, ia tak menjawab. (baca:Diisukan Mundur, Risma: Ndak..Ndak..)
EDWIN FAJERIAL
Berita terkait
Direktur Utama KBS Berharap Risma Tak Mundur
Plus Minus Kepemimpinan Wali Kota Risma
Wisnu: Risma Mundur, Warga Surabaya Rugi