TEMPO.CO, Kabanjahe - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan merelokasi lima desa yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sejauh radius 3 kilometer dari lokasi erupsi. Lokasi baru yang dipilih tidak terlalu jauh dari pemukiman dengan jarak 5-7 kilometer dari gunung. Penanganannya akan diambil alih pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Saat ini baru tersedia 15 hektare dari 25 hektare yang dibutuhkan," kata SBY dalam temu pers yang digelar di halaman Kompleks Gereja Santo Petrus dan Paulus, Kabanjahe, Jumat, 24 Januari 2014.
SBY menyebutkan lima program yang akan dilaksanakan untuk menangani pengungsi Sinabung, yaitu kelanjutan pemberian bantuan logisitik bagi para pengungsi berikut penyediaan kebutuhan dasar. "Saya tidak ingin ada masalah yang dihadapi saudara-saudara di penampungan. Mereka sudah lama di penampungan. Oleh karena itu, berikan pelayanan sebaik-baiknya," ujarnya.
Kepala BNPB Syamsul Maarif akan memegang kendali. Kepala Staf Kodam I Bukit Barisan ditunjuk membantu Kepala BNPB.
Bagi siswa di pengungsian, pemerintah, kata SBY, memutuskan memberikan beasiswa dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. "Jangan sampai ada yang putus sekolah. Juga para mahasiswa yang berkuliah di luar Kabanjahe jangan sampai drop-out," katanya.
Dia juga meminta kebijakan insentif berupa pekerjaan dan upah atau cash for work bagi pengungsi dilanjutkan dan ditingkatkan. Salah satunya, memberikan bantuan bagi para pengungsi yang peternakan, perkebunan dan pertaniannya rusak.
"Khususnya untuk para pengungsi yang memiliki pinjaman kredit permodalan bank pemerintah agar berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bagi yang memiliki pinjaman dengan Bank BRI dan Bank Sumut akan dilakukan penjadwalan ulang. Mereka masih boleh meminjam kembali. Bahkan yang betul-betul terkena dampak, maka bunga pinjaman akan dihapuskan," ujar Presiden.
SAHAT SIMATUPANG