TEMPO.CO, Purwokerto - Warga Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah, sempat dibuat resah dengan kemunculan sosok binatang yang diduga macan tutul (Panthera pardus melas).
Untuk meredakan keresahan warga, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah melakukan pemantauan agar tak terjadi konflik antara harimau dan masyarakat. “Kami sudah berkeliling desa pada kamis malam untuk memastikan kebenaran cerita warga,” kata Rahmat Hidayat, koordinator Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Wilayah Konservasi II Cilacap-Pemalang, Jumat, 17 Januari.
Pantauan itu untuk memastikan keberadaan binatang yang diduga macan tutul tersebut. Menurut Rahmat, binatang buas seperti macan tutul biasa keluar dari persembunyiannya pada malam. Dia menduga, binatang itu sedang melakukan penjelajahan dan singgah di desa itu untuk mencari minum. Untuk sementara, dia menyimpulkan, binatang buas yang jejak kakinya terlihat di Desa Dawuhan Kulon itu merupakan macan tutul.
Kesimpulan itu berdasarkan deskripsi yang disampaikan sejumlah warga yang sempat melihat sosok binatang tersebut. “Selain itu, desa ini dekat dengan Gunung Slamet, yang merupakan habitat macan tutul,” katanya.
Binatang itu pertama kali dilihat Supandi, 62 tahun, Kamis pekan lalu. “Sekitar jam 02.00 dinihari, ikan di kolam saya berloncatan. Suaranya berisik sekali. Lalu saya terbangun,” katanya. Jarak rumah dengan kolam hanya 1 meter. Setelah mendengar suara berisik ikan di kolamnya, Supandi bangun dan mengintip dari celah jendela. Dia melihat sosok binatang sebesar anjing dengan warna keemasan. Tak berapa lama, binatang itu pergi. “Saya yakin itu macan,” ucap Supandi.
Dhani Armanto, aktivis Komunitas Peduli Slamet menduga jika dilihat dari tempat terlihatnya tersebut, binatang itu bukan macan tutul. “Untuk memastikan, pekan depan kami akan melakukan penelusuran. Ini agar warga tidak resah,” ujarnya.
ARIS ANDRIANTO