TEMPO.CO, Kupang - Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Fernandez dan Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1618 TTU, Letnan Kolonel Eusebio Rebelo Hornay, akhirnya berdamai setelah keduanya sempat berseteru terkait masalah pengolahan lahan pertanian di Kelurahan Sasi.
Perdamaian kedua petinggi di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste itu difasilitasi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 161 Wirasakti Kupang, Brigadir Jenderal TNI Achmad Yuliarto, Minggu, 12 Januari 2014.
"Kami sudah fasilitasi perdamaian antara Bupati dan Dandim," kata Frans seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Danrem, Bupati, dan Dandim TTU di rumah jabatan Gubernur, Minggu, 12 Januari 2014.
Dandim Eusebio mengatakan, permasalahan yang sempat terjadi dengan Bupati disebabkan kesalahpahaman. "Sudah tidak ada masalah lagi," ujarnya.
Bupati Raymundus juga mengatakan telah berdamai dengan Dandim Eusebio. Masalah itu terkait lahan seluas 8 hektare di Kelurahan Sasi yang ditanami pohon kelor oleh pasukan TNI Angkatan Darat. "Pohon kelor yang telah ditanam dibiarkan saja, namun masyarakat juga bisa menanam kacang di lahan tersebut," ucapnya.
Perseteruan antara Eusebio dan Raymundus terjadi Rabu, 8 Januari 2014. Raymunduz, yang baru saja melakukan kunjungan ke kelompok tani di Kelurahan Sasi untuk menggalakkan gerakan tanam kacang, dihadang oleh Eusebio beserta sejumlah anggota TNI AD di depan Markas Kompi C Yonif 744.
Tanpa mengetahui mengapa dirinya dihadang, Eusebio malah mengumpat dengan kata-kata: "Bupati goblok, Bupati bodoh." Akibat peristiwa tersebut, ribuan warga TTU pada Jumat, 10 Januari 2014, menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Kodim. Warga yang tergabung dalam Forum Rakyat Timor Tengah Utara mengungkapkan dosa-dosa Eusebio selama menjabat sebagai Dandim di TTU.
YOHANES SEO