TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta maaf kepada anak-anak jalanan bila selama ini pihaknya telah mengabaikan mereka. Permintaan maaf itu disampaikan Deddy di depan lebih dari 30 anak jalanan yang ditampung Kelompok Perempuan Mandiri Dewi Sartika.
"Selama ini ada mungkin pengabaian, atau tidak melihat masalah ini secara serius mungkin karena banyak masalah lain. Walaupun saya baru tahu, baru masuk, harus minta maaf," kata dia. Deddy berkunjung ke rumah petak dua lantai di gang sempit di Dago Bengkok, Bandung, itu, pada Sabtu, 4 Januari 2014. Di sana, dia disuguhi pertunjukan musik, puisi, serta mencicipi ubi goreng dan durian.
Salah seorang pengelola Kelompok Perempuan Mandiri Dewi Sartika, Santi Safitri, menyambut baik ide menempatkan anak jalanan dalam satu lingkungan, sekaligus menyiapkan aktivitas kreatif untuk dijauhkan sementara dari jalan.
Menurut Santi, penanganan anak jalanan sesungguhnya tidak berbeda dengan penanganan anak-anak lain. Hanya, anak anak yang ada di jalan itu butuh pilihan. "Pilihan-pilihan ini yang harus kita berikan kepada mereka. Dengan adanya rumah kreatif atau sentra kreatif itu untuk membangun minat dan bakat itu akan tepat," katanya.
Santi mengungkapkan, selain menangani anak jalanan, kelompok Perempuan Mandiri Dewi Sartika menggarap sejumlah program bagi para ibu anak-anak jalanan itu agar mereka nantinya memiliki pendapatan. Penanganan anak jalanan tidak bisa sebatas hanya ditujukan kepada anak jalanan, tapi juga keluarga sekaligus lingkungannya.
Santi mengeluhkan kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang melarang pengemis dan anak jalanan berada di jalan. Menurut dia, pelarangan ini tanpa dibarengi penanganan komprehensif, serius, dan berpihak bagi mereka.
Diperkirakan saat ini jumlah anak jalanan di Kota Bandung sudah menembus 4.000-an anak. Santi meyakini jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan makin beratnya situasi perekonomian setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan elpiji.
AHMAD FIKRI