TEMPO.CO, Jakarta -Dua mahasiswa Universitas Negeri Makassar hanyut terseret ombak saat berekrasi di kawasan Pantai Tanjung Bayang, jalan Metro Tanjung Bunga, kecamatan Tamalate, Minggu siang, 22 Desember 2013. Satu di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal. Satu orang lainnya, hingga berita dihimpun belum ditemukan.
Dua orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM itu dikabarkan hanyut sekitar pukul 13.00. Akbar Karaka, 19 tahun, ditemukan tak bernyawa sekitar 30 meter dari bibir pantai, sekitar pukul 13.30. Ia diangkat dari air oleh pengunjung pantai setempat. Jasadnya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk kepentingan otopsi.
Rekan Akbar sesama mahasiswa angkatan 2013, Darmawan Wijaya (19), hingga sekitar pukul tiga, diperkirakan masih hanyut dibawa ombak. Badan SAR Nasional beserta tim SAR sejumlah kampus di Makassar terus melakukan pencarian di kawasan laut sekitar pantai. "Kami sudah menghubungi pihak keluarga korban terkait kejadian ini," kata Kepala Kepolisian Sektor Tamalate, Komisaris Suaeb Abdul Madjid di lokasi, Minggu siang.
Korban hanyut diduga terseret ombak saat berusaha berenang menjauh dari bibir pantai. Daeng Tinri, warga setempat, mengatakan, peristiwa tenggelamnya dua orang itu ramai disaksikan pengunjung. Saat kejadian, ombak diperkirakan setinggi 2,5 meter. "Orang kampung sini saja tidak berani ke tengah kalau (ombak) setinggi itu," katanya.
Akbar ditemukan dan dibawa ke pinggir pantai oleh seorang pengunjung bernama Rusdin. Saat itu warga sudah ramai berkumpul di bibir pantai. Namun, rupanya Akbar sudah tidak bernyawa. Sementara Darmawan, diduga hanyut saat berusaha ikut menyelamatkan Akbar.
Saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, rekan-rekan korban enggan berkomentar. Mereka mengaku masih trauma dengan peristiwa itu. Sementara keluarga korban masih dalam perjalanan ke Makassar. Diketahui, Akbar dan Darmawan, masing-masing berasal dari kabupaten Pinrang serta Barru.
Suaeb mengatakan, korban berada di pantai Tanjung Bayang sejak Minggu pagi bersama rombongannya sesama mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM angkatan 2013. Mereka berekreasi di tempat itu usai mengikuti ujian akhir semester. Bersama dengan mahasiswa, turut ikut seorang dosen bernama Muhammad Basir. "Dosennya sudah mengingatkan agar tidak berenang lebih jauh," ujarnya.
Anggota Badan SAR Universitas Hasanuddin, Andi Asdar, menyebutkan, hingga Minggu sore tiga perahu karet diturunkan dalam pencarian Darmawan. Sekitar dua puluh orang anggota regu penyelamat diikutkan secara bergantian untuk menyisir kawasan laut sekitar pantai. Diperkirakan, Darmawan masih terombang-ambing tak jauh dari lokasinya menghilang.
Menurut Asdar, pencarian dilakukan hingga pukul enam petang. Jika tak menemukan korban, pencarian dilanjutkan pada Senin pagi. Regu penyelamat cukup kesulitan karena tingginya ombak disertai angin kencang. "Kalau malam, penglihatan juga terbatas," kata dia.
AAN PRANATA