TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan pada musim hujan ini. Sebab, 11 dari 15 wilayah kecamatan dinyatakan rawan terjadi banjir dan tanah longsor. "Karena hampir di seluruh wilayah rawan bencana alam, kami sudah menyiapkan langkah penanggulangan," kata Kepala BPBD setempat, Ahmad Nuryanto, Kamis, 12 Desember 2013.
Menurut dia, penanganan bencana yang disiapkan itu dengan menyiagakan sukarelawan di kantor BPBD. Mereka bertugas memantau peristiwa melalui jaringan komunikasi maupun terjun langsung ke lapangan. Selain itu, pihak BPBD telah menginventarisasi peralatan untuk penyelamatan, misalnya perahu karet.
Upaya lainnya, Ahmad melanjutkan, pihak BPBD menjalin koordinasi dengan satuan kerja terkait. Di antaranya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, dan Dinas Sosial. Diharapkan, saat bencana alam benar-benar terjadi bisa segera ditanggulangi. "Kalau ada tanah longsor yang menutup jalan, bisa segera dikeruk dengan menggunakan alat berat dari Dinas PU Bina Marga," ia menjelaskan.
Adapun daerah yang rawan tanah longsor, ia menyatakan, adalah Kecamatan Kare, Saradan, Gemarang, dan Dagangan. Penyebabnya, daerah-daerah itu berada di lereng Gunung Wilis yang memiliki kontur tanah labil.
Sedangkan yang berpotensi diterjang banjir berada di tujuh wilayah kecamatan, yaitu Wungu, Madiun, Sawahan, Balerejo, Jiwan, Geger, Pilangkenceng, dan Mejayan. Secara geografis, wilayah tersebut dilalui aliran sungai dari lereng Gunung Wilis dan bermuara ke Bengawan Madiun. "Sungainya seperti Jerohan dan Catur," ujar Ahmad kepada Tempo.
Adapun intensitas yang mulai meningkat selama sepekan terakhir telah merusak dam sekaligus jembatan di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan. Ahmad mengatakan, pihak BPBD telah melakukan pendataan dan melaporkan ke Dinas PU Pengairan untuk proses perbaikannya.
Nanang, salah seorang warga Desa Kaliabu, menyatakan ambrolnya dam sekaligus jembatan penghubung dua dusun itu mengkhawatirkan penduduk. Terutama bagi mereka yang tinggal di dekat infrastruktur tersebut. "Bisa-bisa air dari kali meluber dan masuk ke rumah," ujarnya. Kerusakan itu terjadi akhir pekan lalu.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Lainnya:
Mayat Korban Pelonco ITN Mengeluarkan Sperma
Aturan SNMPTN 2014 Berubah
Aneka Kisah Kepahlawanan Sofyan Hadi